Langsung ke konten utama

Tugas Studi Kelayakan Investasi Agribisnis II



TUGAS II
Studi Kelayakan Investasi Agribisnis AT6-C


EVALUASI LAYOUT PABRIK PT SALAMA NUSANTARA
Nama   : Nining Rahayu
NIM    : H0712138
Dosen : Mei Tri Sundari, SP. MSi



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN

Tata letak pabrik merupakan pengelolaan dalam penempatan tiap area yang terkelompokkan untuk menunjang keoptimalan penggunaan lahan pabrik. Dimana menurut Dewi et al., (2012) berpendapat bahwa “tata letak pabrik yang baik memiliki perpindahan material yang sedikit, dimana perpindahan material yang sedikit akan mengurangi biaya perpindahan maupun waktu proses produksi”.
Beragam metode yang bisa dilakukan agar perancangan tata letak pabrik memiliki perpindahan material yang sedikit, yaitu salah satunya dengan metode heuristik Pengelompokkan berdasarkan Alur Produksi yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun memilih mengevaluasi tata letak pabrik dari PT Salama Nusantara sebagai bahan kajian, didasarkan karena PT Salama Nusantara bergerak dalam memproduksi minuman kesehatan dari tanaman herbal, dimana termasuk dalam pengelolaan pasca panen dari produk pertanian, sehingga berbagai faktor pertimbangan dalam proses produksi bisa dimengerti oleh penyusun karena penyusun telah terbiasa dengan dunia pertanian termasuk pengelolaan pasca panen, sehingga penyusun memiliki gambaran jelas mengenai usaha yang ditekuni PT Salama Nusantara ini.
PT Salama Nusantara bergerak di bidang produksi minuman kesehatan dari olahan buah mahkota dewa, telah dirintis sejak tahun 2003. Berawal dari keinginan Drs. HM Maryono untuk dapat hidup secara layak dengan mencari uang tambah dari usaha home industry di tengan krisis ekonomi saat itu. Ide usaha ini berawal dari buku ‘Budidaya Mahkota Dewa’, maka Drs. HM Maryono membuat minuman kesehatan dengan meracik buah mahkota dewa ditambah dengan benalu teh dan teh hijau. Saat usahanya mulai berkembang bahkan mampu menembus pasar internasional, Drs HM Maryono mengundurkan diri dari jabatan PNS untuk lebih fokus pada usaha minuman kesehatan ini, kemudian tanggal 20 April 2014 PT Salama Nusantara resmi berdiri dan telah mendapat ijin resmi dari Balai POM, Halal dari MUI,  Dinas Kesehatan serta diawasi olej Apoteker dari UGM. Kantor pusat PT Salama Nusantara terletak di kota Wates Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta (Anonim).
Makalah Evaluasi layout pabrik PT Salama Nusantara ini disusun dalam rangka memenuhi tugas ke-II pada Kelas Studi Kelayakan Investasi Agribisnis C. Penyusun berharap bahwa makalah ini dapat menjadi sumbangan informasi bagi dunia pertanian dan bermanfaat bagi praktisi yang menggeluti bidang yang berkaitan dengan evaluasi layout pabrik ini.
                                                                                                                                                      II.            PEMBAHASAN

Industri minumam kesehatan dari tanaman herbal adalah industri yang memproduksi hasil olahan produk pertanian dengan penambahan nilai melalui rangkaian proses tertentu guna meningkatkan nilai harga jual pada produk pertanian tersebut, sehingga harga jual akan bisa lebih tinggi dibanding menjual langsung hasil budidaya tanaman secara utuh. Pada industri pengelolaan pasca panen pertanian, bahan baku merupakan produk hortikultura memiliki faktor-faktor pembatas yang dapat memberikan hambatan bagi keberlangsungan perusahaan jika tidak memahami secara baik mengenai kriteria komoditi hortikultura, dimana hal ini dapat menyebabkan pengelolaan yang tidak baik berdampak pada berkurangnya keuntungan. Didalam industri pengelolaan pasca panen pertanian memiliki beberapa elemen yang saling berkaitan satu sama lainnya seperti lingkaran yang berkesinambungan dan tidak putus, salah satu elemen yang akan kita bahas dalam penyusunan makalah ini adalah mengenai tata letak pabrik.
Pabrik sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat interaksi antar pengelolan berbagai faktor seperti manusia, mesin dan peralatan produksi, uang, material, energi, informasi dan sumber daya alam. Sedangkan tata letak pabrik merupakan pengaturan/pengelolaan penempatan fasilitas-fasilitas pabrik untuk mendukung kelancaran proses produksi. Susunan tata letak pabrik yang tidak baik akan menciptakan kesimpangsiuran aliran material maupun informasi (Sritomo 1996 dalam Dewi et al., 2012). Tata letak pabrik yang sudah terancang dengan baik akan menghasilkan keefektifan dan keefisienan dari perpindahan proses produksi (moment), perpindahan moment yang kecil maka akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan karena dapat meminimalkan resiko kerusakan barang, biaya penyimpanan, dan lain sebagainya (Dewi et al., 2012).
Menurut Dewi et al., (2012), dalam perancangan tata letak pabrik penggunaan metode Pengelompokkan Berdasarkan Alur Produksi dinilai lebih fleksibel jika dibandingkan dengan metode Group Technology. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode pengelompokkan berdasarkan alur produksi, mesin-mesin yang sama ditempatkan pada beberapa penempatan sehingga terbentuk kelompok-kelompok yang tiap kelompok tersebut focus pada bagian sub-nya berdasarkan urutan operasi yang bervariasi. Dengan demikian mesin-mesin yang telah ditempatkan bisa mudah dipindahkan apabila terdapat penambahan mesin baru atau lainnya.
Berbeda dengan Group Technology yang menggunakan pengelompokkan mesin-mesin. Prosedur dari metode pengelompokkan berdasarkan alur produksi yang pertama adalah menentukan urutan operasi yang sama antara satu routing operasi atau lebih. Kedua adalah mengukur kesamaan tiap urutan operasi yang sama antar satu routing operasi atau lebih. Ketiga adalah analisa kluster tiap urutan operasi yang sama antar satu routing operasi atau lebih. Keempat adalah menyusun basic layout berdasarkan kluster. Kelima adalah penyesuaian layout. Keenam adalah perhitungan jumlah mesin. Ketujuh adalah menghitung kebutuhan ruang. Serta langkah terakhir adalah penyusunan mesin dalam kelompok.
Layout pabrik PT Salama Nusantara ditunjukkan oleh gambar 1 di bawah ini. Penyusun menilai, tata letak pabrik PT Salama Nusantara belum baik karena masih tidak efektif dan efisien. Hal itu dikarenakan oleh sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyMvDDfTgF7ayi5NmdM6n8v8Yc8fL8GWoPZQPFs9P6Yb9mGMF1igFwqbMYyd_6KoXeaRAL80t7nQYkHgXNt7vVNblEmE0Y12-b2ehuh55_puPyLmZ6km_8hm7ex8MvQY8xMR_Q4T13KjHg/s640/Picture+layout.jpg
Gambar 1. Layout Pabrik PT Salama Nusantara

1.      Jalan masuk pabrik langsung mengarah pada tempat mess bagi para karyawan, seharusnya agar lebih efisien langsung mengarah pada area produksi, supaya penurunan bahan baku dan pengangkutan produk jadi menjadi lebih cepat karena jarak tempat yang lebih pendek dan terpusat.
2.      Letak sumur yang tidak proporsional karena terletak di tengah-tengah area produksi. Penyusun menyarankan agar letak sumur berdekatan dengan kamar mandi dan tempat cuci tangan sebelum memasuki pabrik.
3.      Ruang packing bersebelahan dengan mushola. Seharusnya ruang packing bersebelahan dengan gudang tempat penyimpanan produk jadi.
4.      Ruang pengelolaan sangrai terpisah dari area produksi. Seharusnya area produksi dijadikan satu ruang dengan pengelolaan sangrai. Hal ini dimaksudkan agar proses produksi dari bahan baku menjadi produk jadi terjadi dalam alur proses produksi yang sistematis untuk memperpendek jarak perpindahan barang.
5.      Ruang stok produk jadi terletak jauh dari akses kendaraan. Penyusun menilai sebaiknya ruang stok produk jadi berada dekat dengan gerbang masuk supaya pengangkutan barang menjadi lebih efektif, hal ini bisa menghemat energi dan biaya sehingga keuntungan pabrik dapat dimaksimalkan lagi.
6.      Pintu masuk seharusnya terhubung langsung dengan tempat cuci tangan, hal ini dimaksudkan supaya penyebaran bakteri dari luar tidak terjadi di sekitar area produksi, karena produk yang terkontaminan bakteri akan membahayakan konsumen dan mengakibatkan produk menjadi tidak dipercaya oleh konsumen.
7.      Tempat gudang sebaiknya dijadikan menjadi satu ruang yang cukup luas, hal ini dimaksudkan untuk menghemat energi jika ruangan tersebut dibutuhkan pendingin udara, lampu ruangan, pertukaran udara, dll. Gudang bahan baku dengan gudang stok produk jadi terpisah menjadi dua bagian.
8.      Letak kamar mandi seharusnya berdekatan dengan mushola, hal ini dimaksudkan untuk kemudahan bagi para karyawan.
9.      Letak dapur, mushola dan kamar mandi sebaiknya terpisah ruangan tersendiri (terisolasi) dari area produksi untuk mendukung kebersihan produk minuman herbal yang dihasilkan.
10.  Ruang mess karyawan terletak di belakang karena sebaiknya ruang gudang stok penyimpanan barang jadi berdekatan dengan garasi atau tempat parkir.
11.  Area kantor terpisah dari ruangan yang di luar dari kegiatan urusan kantor, seperti kamar tidur tamu, hal ini dimaksudkan sebagai komunikasi PR yang baik kepada tamu yang dating.
12.  Ruang keluarga dengan ruang makan sebaiknya dijadikan menjadi satu ruangan, karena fungsinya yang dianggap sama yaitu tempat berkumpulnya orang-orang.
Pada denah letak pabrik PT Salama Nusantara, penyusun akan melakukan perancangan tata letak yang dapat meminimalisasi total momen perpindahan yang terjadi dengan menggunakan. Pengelompokkan itu Berdasarkan Alur Produksi. Layout usulan mengelompokkan mesin-mesin yang memiliki kaitan pada routing operasi pada produk yang dihasilkan, sehingga dapat meminimasi jarak perpindahan. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui gambar 2 berikut, dimana penyusun mencoba membuat layout pabrik PT Salama Nusantara berdasarkan hasil evaluasi dan metode berdasarkan alur produksi.
























                                                                                                                                                    III.            KESIMPULAN

Tata letak layout pabrik merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan keefektifan dan keefisienan pada sebuah perusahaan. Konsep dari layout pabrik yang baik adalah tata letak yang dapat membuat jarak perpindahan barang menjadi lebih pendek, sehingga terjadi penghematan dalam hal energi dan waktu. Pengaturan layout pabrik dapat menggunaakan metode berdasarkan alur produksi dimana merupakan konsep menempatkan bagian-bagian produksi kedalam masing-masing kelompok yang memiliki sub–unit tertentu dan tersusun secara sistematis atau berkesinambungan dari bahan mentah sampai menjadi produk jadi.






















DAFTAR PUSTAKA

Anonim . PT Salama Nusantara. http://pt-salamanusantara.blogspot.com diakses pada 19 Maret 2015.
Dewi Dian Retno Sari, Yohanes Agus Prianto, Julius Mulyono 2012. Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Metode Clustering (Studi kasus: PT. SBS). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III: Yogyakarta, 3 November 2012.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Perhitungan Nilai Erosi

Contoh soal: Dari hasil penelitian di suatu daerah penelitian, diketahui bahwa daerah penelitian tersebut terbagi menjadi 3 satuan peta lahan (SPL) dengan sifat-sifat   sbb: Sifat tanah SPL 1 SPL 2 SPL 3 Pasir (%) 35 40 45 Pasir sgt halus(%) 15 20 20 Debu (%) 40 30 25 Lempung (%) 10 10 10 BO (%) 5 (rendah) 6 (rendah) 4 (rendah) Permeabilitas (cm/jam) 35 (kode 1) 10 (kode 3) 20 (kode 2) Struktur Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Panjang Lereng rata-rata (m) 20 18 17 Kemiringan Lereng rata-rata(%) 24 13 15 Penggunaan lahan Pinus Kentang

Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Air

HALAMAN PENGESAHAN             Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini telah diselesaikan dan disahkan Disusun Oleh: NINING RAHAYU    H0 7121 38 KELOMPOK 10 Konservasi Tanah dan Air AT-5B Telah dinyatakan memenuhi syarat dan disahkan Pada tangga l : ___________________ Menyetujui,      Dosen Pembimbing           Dr. Ir. Jaka Suyana, M.Si.          NIP. 196408121988031002 Co -Assisten Arwa Farida L NIM H 0711018 KATA PENGANTAR Puji syukur pen yusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun. Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini dibuat bertujuan untuk melengkapi nilai mata kuliah Konservasi Tanah dan Air, serta untuk menambah pengetahuan tentang Konservasi Tanah dan Air. Dalam penyusunan laporan

Laporan Praktikum Kultur Jaringan

                                                                            ACARA I STERILISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PEMBUATAN MEDIA A.     Pendahuluan 1.       Latar Belakang             Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian tanaman (protplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan mengandung dua prinsip yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Penggunaan bahan totipotensi saja tidak cukup mendukung keberhasilan kegiatan dalam kultur jaringan, keadaan media tanam, lingkungan tumbuh (kelembaban, temperatur dan cahaya) serta sterilitas mutlak harus terjamin.              Salah satu pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adal