Langsung ke konten utama

Tugas STELA I



Sektor pertanian sebagai salah satu sector primer bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karanganyar.

1.      Sebutkan salah satu contoh dari catatan panen yang anda ketahui?
Jawaban:
Tabel luas panen dan produksi menurut jenis tanaman dan Kecamatan di Kabupaten Karangany tahun 2012… hal 125 dalam Karanganyar 2013

2.      Apa itu catatan panen?
Jawaban:
Catatan panen merupakan kumpulan data yang berisi hasil produksi suatu produk pertanian di wilayah tertentu selama kurun waktu tertentu (biasanya tiap tahun).

3.      Sebutkan kegunaan catatan panen bagi pemerintah?
Jawaban:
a.       Memberikan gambaran ketersediaan bahan pangan nasional
Proyeksi produksi tanaman jagung di Provinsi Gorontalo tahun 2012 adalah 1.025.000 ton, sedangkan tanaman padi 306.607 ton. Tanaman lainnya seperti kedelei 6.659 ton, kacang tanah 3.494 ton, kacang hijau 292, ubi kayu 4.106 ton, dan ubi jalar 1.447 ton. Secara lengkap proyeksi produksi tanaman pangan tersebut disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 1. Proyeksi Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Gorontalo Tahun 2009-2012
Tahun
Produksi Tanaman Pangan (ton)

Jagung
Padi
Kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Ubi kayu
Ubi jalar

2009
812.000
257.783
4.453
2.233
200
3.001
1.069

2010
875.000
272.306
5.080
2.613
225
3.327
1.182

2011
950.000
287.608
5.788
3.018
256
3.701
1.305

2012
1.025.000
306.607
6.659
3.949
292
4.106
1.447

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Gorontalo (2008)

b.      Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan impor atau tidak
Kebutuhan jagung dalam negeri tergolong tinggi dan terus meningkat. Produksi jagung nasional hingga sekarang belum mampu memenuhi kebutuhan nasional, sehingga Indonesia masih mengimpor jagung. Impor jagung untuk tahun 2005 turun dari tahun sebelumnya, pada tahun 2004 impor jagung tercatat 1,080,000 ton, sementara ekspornya 32,000 ton. Lalu pada tahun 2005 impor jagung turun menjadi 400,000 ton dan ekspornya naik menjadi 60,000 ton. Sementara total produksi jagung Indonesia sebanyak 7,500,000 ton (Anonim 2007 dalam Syaifuddin 2008).
c.       Sebagai pertimbangan dalam menentukan harga maksimum dan harga minimum
d.      Mengetahui potensi produk pertanian yang khas di setiap wilayah Indonesia.
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Gorontalo (2007) bahwa ranking produktifitas jagung di Provinsi Gorontalo menempati urutan ke 3 nasional pada tahun 2007 dan menempati ranking pertama di kawasan Sulawesi, dan luas panen terbesar berada di Kabupaten Pohuwato (42,01%) dari total luas panen jagung Provinsi Gorontalo, sehinga produksi jagung di Provinsi Gorontalo sebagian besar berasal dari kabupaten ini.
e.       Bahan evaluasi dalam strategi pembangunan pertanian
Di Provinsi Gorontalo, lahan pertanian pada subsektor tanaman pangan digunakan untuk penanaman komoditi padi dan jagung. Luas panen untuk tanaman jagung terus mengalami peningkatan, tahun 2002 adalah 20.864,00 ha, tahun 2003 menjadi 51.124 ha, selanjutnya tercatat pada tahun 2008 luas panen tanaman jagung mencapai 109,792 dengan produksi total 416.222 ton (BPS Gorontalo, 2009). Oleh karena itu dengan potensi yang dimiliki dan prospek pasar yang menjanjikan, pengembangan komoditas jagung perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah strategis, yang sebelumnya didahului dengan kajian. Pada tahun 2003 sampai tahun 2005 produksi jagung di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan yang besar, yaitu dari 183.998 ton meningkat menjadi 400.046 ton. Peningkatan produksi jagung ini adalah akibat dari penerapan budidaya yang intensif dan subsidi pemerintah. Keadaan peningkatan produksi jagung ini terus menerus sampai mencapai puncak produksi tertinggi tahun 2008, namun tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 569.110 ton (Gorontalo dalam angka, 2010).
f.       Menetapkan strategi pembangunan pertanian selanjutnya.
Indonesia sampai dengan akhir tahun 2006, belum mampu mencukupi kebutuhan untuk konsumsi jagung dalam negeri, oleh karena itu dengan potensi yang dimiliki dan prospek pasar yang menjanjikan, pengembangankomoditas jagung perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah strategis, yang sebelumnya perlu didahului dengan kajian. Melalui koordinasi dan kerjasama yang terarah dengan semua stakeholders, Provinsi Gorontalo memiliki peluang untuk meningkatkan produksi jagung dengan tetap memperhatikan kualitas. Konsep pengembangan agribisnis jagung di Gorontalo dalam rangka mendukung program agropolitan.
Selama ini, potensi jagung di Sulawesi Selatan terbilang besar dengan lahan yang luas pula yakni 303,812 ha (Dinas TPH Sul-Sel, 2005). Namun produktivitas tanaman jagung masih rendah sekitar 3 ton per ha. Hal ini disebabkan karena jagung ditanam pada lahan dengan potensi produktivitas yang rendah (Swastika, 2002). Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan Gerakan Optimalisasi Jagung (GONG) 2005 untuk meningkatkan produksi jagung, baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan gerakan optimalisasi jagung 2005 diharapkan pengembangan jagung di Sulawesi Selatan ditangani secara utuh dan terpadu, mulai dari hulu sampai hilir, yakni dari usaha peningkatan produksi, pengolahan sampai pemasaran. Bahkan program tersebut direvisi kembali oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan program surplus jagung 1,500,000 ton (Syaifuddin dkk 2008).

4.      Sebutkan kegunaan dari catatan panen bagi seorang yang akan mengevaluasi lahan!
Jawaban:
a.       Membantu mengevaluasi lahan secara tidak langsung
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan mengakibatkan produktivitas menurun, degradasi kualitas lahan dan tidak berkelanjutan. Guna menghindari hal tersebut, maka diperlukan adanya evaluasi lahan untuk mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkelanjutan (Rossiter, 1994; Davidson, 1992 dalam Syaifuddin 2008).
b.      Membantu memperkirakan kelas kesesuaian lahan maupun kelas kemampuan lahan.
Sentra produksi jagung di Indonesia umumnya berada pada ekosistem lahan kering dengan berbagai keragaman baik iklim maupun tanah. Tanah-tanah umumnya miskin unsur hara terutama N, P, dan K (Tabri, 2003). Menurut Sudaryono (1998 dalam Syaifuddin dkk 2008) rendahnya hasil jagung adalah karena sebagian besar jagung diusahakan pada lahan dengan kesuburan tanah yang rendah.
c.       Sebagai dasar pertimbangan kepada konsumen mengenai data statistik yang mendukung.
Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar merupakan wilayah pengembangan tanaman jagung melalui GONG 2005, tetapi masih terdapat areaarea yang secara biofisik memenuhi syarat untuk pertumbuhan tanaman jagung namun tidak ditanami jagung. Untuk itu, pengembangan suatu komoditi pertanian diperlukan informasi tentang potensi lahan atau indeks produktivitas lahan sebagai arahan kebijakan di suatu wilayah.
d.      Sumber masukan
Salah satu faktor yang penyebab rendahnya produksi jagung Indonesia karena tanaman jagung ditanam pada lahan yang tidak sesuai untuk pengembangan tanaman jagung (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1988; Subandi dkk., 2005). Masalah lainnya adalah ketersediaan lahan untuk jagung dibatasi oleh kesuburan tanah seperti kondisi lahan yang bersifat masam, kandungan N, P, dan K yang rendah dan selalu berkompetisi dengan tanaman lainnya (Swastika, 2002 dalam Syaifuddin dkk 2008).
Agar lahan dapat digunakan menurut potensinya diperlukan suatu kajian evaluasi lahan untuk dapat menafsirkan data lahan ke dalam parameter-parameter potensi lahan (Sys et al., 1991 dalam Syaifuddin 2008). Sehubungan dengan itu, akan dilakukan penelitian kajian potensi lahan, baik secara fisik, dengan menggunakan formulasi hasil modifikasi maupun secara ekonomi. Kajian secara ekonomi bertujuan untuk mengetahui keuntungan/kerugian usaha penanaman jagung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanani dkk.(1998) berkesimpulan bahwa usahatani jagung
memberikan keuntungan yang tinggi.
e.        

5.      Mengapa catatan panen harus dibuat secara benar-benar sesuai kenyataaan di lapangan?
Jawaban:
Sebagian besar aktifitas manusia terkonsentrasi di atas permukaan tanah (daratan). Aktifitas tersebut menjadi fenomena penting yang menyangkut gambaran geografis suatu wilayah, baik aspek spasial maupun aspek temporal. Aktifitas ini mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk, pola dan kecenderungan serta interaksi faktor lingkungan dari suatu wilayah geografis. Semua aktifitas tersebut tidak terlepas dari masalah keruangan karena terkait dengan pemanfaatan lahan. Pesatnya kebutuhan ruang sebagai respon dari peningkatan populasi pada akhirnya juga akan meningkatkan intensitas pemanfaatan lahan yang secara global ketersediaannya tetap (Eckert, 1990., Smith dan Corgel, 1992, dan O’Sullvan, 2003). Sebagai konsekuensi dari kenyataan tersebut adalah cepatnya perubahan bentuk penggunaan lahan.


Karena catatan panen diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam setiap perencanaan dan pengembangan wilayah, sehingga harus bisa dipertanggungjawabkan keasliannya supaya strategi yang diambil dalam perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berjalan baik dan optimal sesuai setelah proses pertimbangan.

Informasi gambaran fisik yang nyata dan kecenderungan kawasan tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung kajian yang terkait dengan potensi lahan suatu wilayah karena semua terdeteksi secara menyeluruh dan tidak ada informasi yang tersembunyi. Pemanfataatan lahan secara terarah dan efisien diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya serta persyaratan tumbuh dari tanaman yang diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian adalah data spasial potensi sumberdaya lahan, yang memberikan informasi penting tentang distribusi, luasan, kemampuan dan tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan.

Evaluasi lahan bertujuan untuk menentukan jenis penggunaan lahan yang optimal pada setiap lahan/wilayah dengan mempertimbangkan baik faktor fisik maupun sosial ekonomi serta konservasi sumberdaya lahan untuk penggunaan yang akan datang. Kegiatan pokok dalam evaluasi lahan yang berkaitan dengan penggunaan lahan adalah penetapan jenis/tipe penggunaan lahan serta penentuan persyaratan tumbuh dari tipe penggunaan lahan. Setelah tipe penggunaan lahan ditetapkan selanjutnya diikuti persyaratan penggunaan lahan yang dimaksud (Sys et al., 1991a). Persyaratan penggunaan lahan kemudian dipadukan(matching) dengan karakteristik atau kualitas lahan untuk menentukan kesesuaian suatu wilayah (indeks produktivitas) untuk suatu peruntukan tanaman (Davidson, 1992 dalam Syaifuddin 2008).
Dalam studi ini, juga akan ditentukan masukan/usaha-usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung untuk masing-masing satuan lahan. Hasil evaluasi lahan memberikan informasi dan atau arahan penggunaan lahan untuk tanaman jagung.
.

Syaifuddin, Nadira Sennang, Bachrul Ibrahim, Sumbangan Baja 2008. Optimalisasi Penggunaan Lahan Menunjang Pengembangan Tanaman Jagung Di Kabupaten Gowa Dan Kabupaten Takalar. http://exp-systems.com diakses pada 9 Maret 2015.

Komentar

  1. Casino Slot Machines - MapyRO
    Find Casino Slot Machines - MapyRO Casino and 서울특별 출장안마 other similar casinos 시흥 출장안마 in Washington, D.C. 논산 출장샵 or online. MapyRO offers 강릉 출장마사지 a 대전광역 출장샵 wide variety of game options.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Perhitungan Nilai Erosi

Contoh soal: Dari hasil penelitian di suatu daerah penelitian, diketahui bahwa daerah penelitian tersebut terbagi menjadi 3 satuan peta lahan (SPL) dengan sifat-sifat   sbb: Sifat tanah SPL 1 SPL 2 SPL 3 Pasir (%) 35 40 45 Pasir sgt halus(%) 15 20 20 Debu (%) 40 30 25 Lempung (%) 10 10 10 BO (%) 5 (rendah) 6 (rendah) 4 (rendah) Permeabilitas (cm/jam) 35 (kode 1) 10 (kode 3) 20 (kode 2) Struktur Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Panjang Lereng rata-rata (m) 20 18 17 Kemiringan Lereng rata-rata(%) 24 13 15 Penggunaan lahan Pinus Kentang

Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Air

HALAMAN PENGESAHAN             Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini telah diselesaikan dan disahkan Disusun Oleh: NINING RAHAYU    H0 7121 38 KELOMPOK 10 Konservasi Tanah dan Air AT-5B Telah dinyatakan memenuhi syarat dan disahkan Pada tangga l : ___________________ Menyetujui,      Dosen Pembimbing           Dr. Ir. Jaka Suyana, M.Si.          NIP. 196408121988031002 Co -Assisten Arwa Farida L NIM H 0711018 KATA PENGANTAR Puji syukur pen yusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun. Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini dibuat bertujuan untuk melengkapi nilai mata kuliah Konservasi Tanah dan Air, serta untuk menambah pengetahuan tentang Konservasi Tanah dan Air. Dalam penyusunan laporan

Laporan Praktikum Kultur Jaringan

                                                                            ACARA I STERILISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PEMBUATAN MEDIA A.     Pendahuluan 1.       Latar Belakang             Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian tanaman (protplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan mengandung dua prinsip yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Penggunaan bahan totipotensi saja tidak cukup mendukung keberhasilan kegiatan dalam kultur jaringan, keadaan media tanam, lingkungan tumbuh (kelembaban, temperatur dan cahaya) serta sterilitas mutlak harus terjamin.              Salah satu pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adal