Langsung ke konten utama

Praktikum Teknik Budidaya Tanaman


                           

                                                                      I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Kehidupan manusia secara langsung dan tidak langsung sangat tergantung pada kehidupan tanaman. Pengaruh langsung antara lain tanaman sebagai sumber pangan, bahan bakar, bahan bangunan, dan berbagai macam bahan minyak  industri. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka manusia berupaya untuk mengembangkan tanaman dengan cara bercocok tanam . Dalam rangka mensukseskan bercocok tanam  maka perlu dibekali dengan ilmu yang mendukung cara-cara bercocok tanam yang baik dengan benar. Pertanian sebagai salah satu sektor perekonomian  adalah penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologi tumbuh-tumbuhan sehingga tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi manusia.Pertanian dapat diibaratkan sebagai industri yang mampu mengkonversikan karbondioksida dari udara air dan unsur unsur hara tanaman dari tanah dengan bantuan energi matahari menjadi bahan organik yang berguna bagi manusia. Bahan tersebut antara lain komponen pangan berupa karbohidrat, protein , lemak, vitamin dan mineral.
         Kemajuan pertanian di suatu negara cenderung merembes keluar dan mempengaruhi kemajuan negara lain, bahkan sering barang kali berkembang pesat bukan di negara asalnya. Perbaikan teknologi di bidang pertanian mampu meningkatkan produksi hasil pertanian. Perbaikan teknologi pertanian bisa dilakukan dengan cara memperbaiki kulaitas lat-lat pertanian yang sudah ada , penemuan-penemuan baru tentang bibit unggul, dan lain-lain. Dengan adanya perbaikan teknologi dibidang pertanian diharapkan kualitas dan kuantitas tanaman hasil pertanian dapat semakin baik dan dapat mencukupi kebutuhan manusia yang semakin meningkat.

B. Tujuan
1.      Persiapan Lahan
           Adapun tujuan dari praktikum persiapan lahan ini adalah agar mahasiswa mendapatkan pemahaman dan mampu melaksanakan persiapan lahan sebagai media tanam, sehingga tanaman tumbuh baik.
2.      Pemilihan dan Kebutuhan Benih
           Adapun tujuan dari praktikum pemilihan dan kebtuhan benih ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan pemilihan benih melalui uji fisik, fisiologi, dan menghitung kebutuhan benih per satuan luas.
3.      Penanaman, Pemeliharaan, dan Panen Tanaman
a.       Agar mahasiswa memiliki pengalaman dalam budidaya tanaman sehingga terampil mengelola tanaman sejak penanaman, pemeliharaan hingga panen.
b.      Agar mahasiswa mampu memutuskan jenis dan jumlah bahan yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman.

                                                                                                                                                 

                                                                  II.  TINJAUAN PUSTAKA

A.    Persiapan lahan
            Tanah di manapun keberadaannya merupakan komponen lingkungan hidup yang secara mutlak harus dilindungi atau dihindarkan dari dampak yang merugikan, maka konservasi tanah menjadi suatu keharusan untuk membuat lingkungan hidup terhunikan (Idjudin 2006). Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman yang akan dibudidayakan. Sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanaman (Anonim 2010). Pengelolaan lahan pertanian adalah segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada suatu lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan kelestariaannya. Tingkat produktivitas lahan sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban, sistem pengelolaan lahan, serta pemilihan landcover (Djaenuddin 2006). Pekerjaan mengolah tanah tidak hanya sekedar mencangkul serta membolak-balikan tanah saja, melainkan juga harus memperhatikan keadaan lahan yang akan ditanami. Jika ternyata tanah tersebut kurang subur dan unsur pH nya rendah, usaha yang harus dilakukan pemupukan atau memberi kapur dolomit atau sejenisnya.
            Pengolahan tanah yang terpenting adalah menjaga agar tanah selalu gembur, lembab, dan tidak terlalu basah, maka perlu dilakukan pengaturan drainase yang sempurna (Anonim 2006). Tanah yang diolah berlebihan tanpa tindakan konservasi akan menjadi lebih cepat kering, lebih halus (powdery), berstruktur buruk, dan kadar bahan organik tanahnya semakin rendah (Rachman et al., 2004). Pengolahan tanah diawali dengan pembongkaran tanaman pada musim tanam sebelumnya dan membersihkan gulma yang berada di tempat tanaman tersebut. Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah. Penggemburan tanah pertama kali dengan menggunakan garpu kemudian dilanjutkan dengan tangan sambil diratakan. Dengan adanya penggarpuan, udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam tanah dan memperbanyak pori mikro
dalam tanah, tanah akan terbalik, dengan demikian patogen penyebab penyakit yang ada di dalam tanah akan mati (Agatho 2011).
B.     Pemilihan dan perhitungan kebutuhan benih
            Benih murni meliputi semua varietas dari setiap spesies yang diakui pengujian di laboratorium. Selain dari benih matang dan tidak rusak ke dalam benih murni yang termasuk benih yang ukurannya kurang tetapi dari setengahnya dari ukuran bagian asalnya mengkerut, kurang matang dan sudah berkecambah dalam keadaan dapat ditentukan dengan pasti sebagai spesies yang diakui (Danuarti 2005).
C.     Penanaman, Pemeliharaan dan panen
1.      Jagung
      Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang seamkin besar. Apalagi jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum (Aak 2007). Perlakuan kepadatan tanaman atau jarak tanam menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar jagung. Perlakuan kepadatan tanaman menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar jagung semi per hektar. Tetapi, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan saat panen, umur bunga, serta diameter tongkol. Kemungkinan disebabkan tidak terjadi persaingan antar individu tanaman dalam mendapatkan sinar matahari, unsur hara, air dan CO2 sepanjang pertumbuhan tanaman jagung tersebut (Bary dan Susylowati 2004).
      Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Pemberian pupuk nitrogen merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk kalium dan phospat bersama-sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman kekurangan unsur N akan nampak kerdil, warna daun menjadi kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna. Tanaman kekurangan phospat terlihat saat tanaman masih muda, daunnya berwarna ungu dan berubah hijau kembali jika tanaman mendapatkan cukup phospat kembali. Tanaman kekurangan kalium seolah-olah layu, tepi daun menjadi kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan (Anonim 2005).
           Sinar matahari merupakan faktor penting untuk keperluan pertumbuhan tanaman jagung. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari yang langsung, karena bila tidak akan mengurangi hasil. Makin banyak jumlah tanaman per satuan luas menyebabkan persentase cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah menjadi lebih sedikit, akibat adanya penghalang masuknya cahaya oleh daun-daun di atasnya. Jumlah cahaya ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dan berkurangnya cahaya pada tanaman jagung mengakibatkan terbatasnya proses fotosintesis sehingga hasil per tanaman menurun (Patola 2008).
           Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang semakin besar. Apalagi jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum (Aak  2007). Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal apabila unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Pemberian pupuk nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna. Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur (Purwono et al., 2005).
2.      Kacang tanah
           Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga sempurna, menyerbuk sendiri setelah pembuahan, bunga langsung layu membentuk ginofor dan membentuk polong di dalam tanah. Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan pemasaran buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur 90 hari (Suparma 2003). Jenis kacang tanah yang berumur pendek 3-4 bulan, dengan tope pertumbuhan tegak dapat menggunakan jarak tanam 15cm x 30cm, yakni jarak antar larikan 30cm dan jarak antar benih 15cm. Dengan pengaturan jarak tanam semacam ini bisa diperoleh 210.000 tanaman/hektar, sedangkan benih yang diperlukan sebanyak 110 kg polong kering per hektar (Aak 2002). Panen kacang tanah dilakukan apabila 75% polong telah tua. Ciri polong yang telah tua adalah (1) kulit polong agak keras, (2) warna polong kecoklatan, (3) polong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, (4) kulit ari biji tipis tetapi mudah dikelupas, (5) kadar air biji menurun dibawah 25 % (Irwan 2006).


                                                                                                                                                           

                                                                          III.  Metode Praktikum

A.    Waktu dan tempat praktikum
1.      Praktikum persiapan lahan
Dilaksanakan pada tanggal 30 Maret  2013, pelaksanaan praktikum ini bertempat di pusat penelitian dan pengembangan lahan kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Surakarta
2.      Praktikum Pemilihan dan perhitungan kebutuhan benih
Dilaksanakan pada tanggal 22 Maret – 1 April 2013 di Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.      Praktikum penanaman, pemeliharaan dan panen
Dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 1 Juni 2013. Pelaksanaan praktikum ini bertempat di pusat penelitian dan pengembangan lahan kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Surakarta.
B.     Alat dan bahan
1.       Alat dan bahan pada acara persiapan lahan
a.    Alat :                               
1)      Patok                              
2)      Cetok
3)      Cangkul
4)      Ember
5)      Papan nama
6)      Tali raffia
b.      Bahan :
1)      Pupuk organik 9 kg
2.      Alat dan bahan pada acara pemilihan dan perhitungan kebutuhan benih
a.    Alat :                               
1)     
7
Petridish             
2)      Kertas buram                  
3)      Timbangan digital     
b.      Bahan :
1)      Benih Jagung
2)      Benih Kacang tanah
3.      Alat dan bahan pada acara penanaman, pemeliharaan dan panen
a.       Alat :                               
1)      Meteran               
2)      Tali raffia                         
3)      Ember                  
4)      Timbangan                                   
5)      Tugal
6)      Gembor
7)      Sprayer
8)      Oven
b.      Bahan :
1)      Pupuk Kandang
2)      Pupuk Daun
3)      Benih Jagung
4)      Benih Kacang tanah
C.     Cara kerja
1.      Persiapan lahan
a.       Mengolah tanah dengan dicangkul, sehingga tanah menjadi gembur.
b.      Membuat petakan / bedengan dengan tali rafia, lalu diberi papan nama perlakuan tanaman dan nama kelonpok.
c.       Menabur pupuk
1)      Untuk tanaman jagung : pupuk organik 6 kg/petak, diaplikasikan atau dipupukkan pada saat tanam.
2)      Untuk tanaman kacang tanah pupuk organik 3 kg/petak, diaplikasikan atau dipupukkan pada saat tanam.
2.      Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a.       Memilih benih
1)    Mengambil 10 benih jagung dan 10 benih kacang tanah yang akan dikecambah.
2)    Memilih biji yang baik, yaitu mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan warna normal.
b.      Uji daya kecambah
1)      Benih yang sudah dipilih dan ditimbang, ditata baik pada lembaran kertas buram di masing-masing petridish lalu basahi dengan air secukupnya (tempat benih jagung dengan benih kacang tanah dipisah).
2)      Benih diamati setiap hari jika terjadi kekurangan air dan dicatat pada logbook jumlah yang berkecambah setiap hari sampai hari ke-7.
3)      Mengukur daya kecambah
Daya Kecambah :
   x 100%
4)      Mengukur kecepatan kecambah
Kecepatan  Kecambah :
c.       Berat 1000 biji
1)    Menghitung 100 benih yang akan ditanam, kemudian ditimbang dan kemudian di konversikan kedalam 1000 biji.
3.      Penanaman, Pemeliharaan dan Pemanenan
a.       Jagung (luas petakan 2 x 3 m)
1)   Memberi pupuk organik sebanyak 6 kg/petak sebelum tanam.
2)   Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm, jarak tanam 40 cm x 50 cm (100 tanaman/petak).
3)    Menanam benih jagung 2 butir dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4)  

 Menyiram sampai lembab.
5)    Memilih 4 tanaman terbaik di sekitar tengah dalam petak, setelah umur 1 minggu.
6)    Melakukan pengamatan meliputi :
a)      Tinggi tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Tinggi diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun teratas.
b)      Mengamati saat munculnya bunga pertama kalinya.
7)    Melakukan pemeliharaan
a)      Penyiraman dilakukan setiap dua kali seminggu , setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan kering atau seminggu sekali.
b)      Penyiangan dan penangiran dilakukan dengan menyiram dengan ember berisi air dan cetok untuk membersihkan gulma.
c)      Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan.
·         Memberi pupuk daun pada hari ke-14
·         Memanen
d)      Mencabut seluruh tubuh tanaman.
e)      Menimbang berat tongkol dengan dan tanpa kelobot, berat kering tanaman.
8)    Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dianalisis statstik dengan sidik ragam.

b.      Kacang tanah (luas petakan 2 x 3 m)
1)    Memberi pupuk organik sebanyak 6 kg/petak sebelum tanam.
2)  

 Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm, jarak tanam 40 cm x 50 cm (100 tanaman/petak).
3)    Menanam benih jagung 2 butir dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4)    Menyiram sampai lembab.
5)    Memilih 4 tanaman terbaik di sekitar tengah dalam petak, setelah umur 1 minggu.
6)    Melakukan pengamatan meliputi :
a)      Tinggi tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Tinggi diukur dari permukaan tanah sampai ujung tunas.
b)      Mengamati saat munculnya bunga pertama kalinya.
7)    Melakukan pemeliharaan
a)      Penyiraman dilakukan setiap dua kali seminggu , setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan kering atau seminggu sekali.
b)      Penyiangan dan penangiran dilakukan dengan menyiram dengan ember berisi air dan cetok untuk membersihkan gulma.
c)      Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan.
·         Memberi pupuk Urea susulan ½ dosis diberikan pada umur 5 minggu setelah tanam.
·         Memberi pupuk daun 14, 21 dan 28 hari setelah tanam.
·         Memanen
d)      Mencabut seluruh tubuh tanaman.
e)      Menimbang berat kering tanaman, berat polong isi dan berat polong hampa.
8)    Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dianalisis statstik dengan sidik ragam.




 




                                                                                                                                            IV.  

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Persiapan Lahan
1.      Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Analisis Persiapan Lahan di Jumantono
No.
Hal yang Diamati
Sebelum Diolah
Sesudah Diolah
1.
Jenis tanah
Alfisol
Alfisol
2.
Struktur tanah
Gumpal
Remah
3.
Testur tanah
Lempung debuan
Lempung debuan
4.
Partikel tanah
Kasar
Rata agak lembut
5.
Hama
Belalang
-
6.
Gulma
Putri malu, Rumput teki
-
Sumber: Logbook
2.      Pembahasan
12
Lahan yang digunakan sebagai lokasi penanaman praktikum Teknologi Budidaya Tanaman adalah daerah Jumantono, Karanganyar. Jenis tanah di lahan ini adalah tanah alfisol (tanah masam) dengan kondisi lahan sebelum pengolahan yaitu tekstur tanah lempung debuan, struktur tanahnya gumpal dan memiliki partikel tanah yang kasar. Hama yang ditemui pada lahan ini adalah belalang, sedangkan gulma yang tumbuh disini ada rumput teki dan putri malu. Tahap pertama dalam praktikum pengolahan tanah adalah membuka lahan kering dengan mencangkulnya untuk membersihkannya dari rumput liar atau gulma dan kerikil. Lahan kemudian dibuat batasan sesuai patokan dan dengan menggunakan patok dan tali raffia, tanah di campur dengan pupuk organik. Usahakan pupuk tercampur rata pada seluruh tanah.  Setelah pengolahan lahan dilakukan, gulma yang terdapat pada lahan tersebut hilang sehingga tidak mengganggu pada penanaman. Dengan pencangkulan, tanah bagian bawah akan terangkat ke atas sehingga hama yang semula berada di dalam tanah ikut terangkat ke permukaan. Di permukaan tanah hama ini akan mati terkena panas matahari atau dapat juga dimakan predator.
Pemupukan dilakukan dengan berpegang pada pedoman 5 T, yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat cara, dan tepat waktu. Tepat jumlah atau dosis misalnya dalam pemupukan tidak boleh terlalu berlebihan atau terlalupun sedikit. Apabila terlalu sedikit, unsur hara yang dibutuhkan tanaman dari pupuk itu tidak akan tercukupi sedangkan bila berlebihan tanaman dapat mengalami keracunan. Tepat jenis, pemupukan harus disesuaikan dengan jenis tanaman, umur dan kebutuhan tanaman. Tepat tempat, misalnya pupuk daun digunakan untuk memupuk daun bukan akar, batang atau buah. Tepat cara, misalnya pupuk daun, digunakan dengan cara disemprot dengan sprayer bukan disiramkan. Tepat waktu, misalnya pemupukan urea dilakukan pada saat tanam. Persiapan lahan dilakukan pengolahan tanah dengan di cangkul agar tanahnya menjadi gembur. Tanah di daerah tersebut mudah diolah karena tekstur tanahnya mengandung sedikit liat dan didominasi oleh debu dan pasir. Setelah pengolahan tanah, dibuat lubang tanam sesuai perlakuan. Setiap lubang diisi 2 benih, maksudnya adalah agar apabila benih yang satu tidak tumbuh masih ada benih satu lagi, selanjutnya disiram sampai tanah benar-benar lembab.

     Tanah di Jumantono ini cepat kering karena tidak ada naungan dan tekstur tanahnya memiliki pori makro yang cukup besar dan banyak, sehingga setiap kali penyiraman harus sampai lembab. Pengamatan pada minggu pertama terlihat ada beberapa gulma yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya dapat menganggu pertumbuhan tanaman budidaya, karena gulma dan tanaman budidaya saling bersaing dalam memperoleh unsur hara dan air. Cara yang biasa dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah dengan mencabut gulma sampai ke akar lalu dipendamkan ke dalam tanah. Jika gulma dicabut tidak sampai akar, maka dalam beberapa hari saja sudah tumbuh tunas baru. Sebenarnya ada cara lain agar gulma tidak bisa tumbuh lagi yaitu dengan penyemprotan herbisida namun cara ini mengeluarkan banyak biaya dan zat kimianya bisa merusak tanah.
     Pengamatan minggu ke tiga terlihat ada beberapa hama yang menyerang tanaman yang dibudidayakan seperti hama ulat penggerek yang menyerang tanaman jagung sehingga daun beberapa tanaman jagung berlubang-lubang dan rusak. Pada Kacang tanah belum terlihat ada hama yang menyerang, namun ada beberapa kacang tanah yang terlihat layu. Hama kutu putih terlihat menempel hampir di seluruh daun pada jagung. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan hama-hama tersebut adalah dengan cara mekanis yaitu dengan mengambil atau membunuh hama dengan alat (ranting pohon) kemudian dibenamkan di dalam tanah. Ternyata pada minggu-minggu berikutnya masih juga terdapat gulma dan hama walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada minggu sebelumnya namun jenis hamanya justru bertambah dibandingkan minggu sebelumnya. Dengan adanya kejadian ini maka pengendalian hama dan gulma rutin dilakukan setiap kali penyiraman dan pengamatan.
B.     Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
1.      Hasil Pengamatan
a.       Jagung
Tabel 4.2 Pengamatan Biji Jagung
Hari ke-
Total yang dikecambahkan
Total yang berkecambah
4
7
10
10
7
9
Sumber : Logbook
1)   Kecepatan Kecambah Jagung :
=   x 100%
=  x 100%
= 70%

 
2)   Daya Kecambah Jagung
=   x 100%
=  x 100%
= 90%
3)      Pemilihan Benih
Pemilihan benih untuk jenis jagung perlu memperhatikan beberapa hal, seperti: bentuk biji tidak terlalu bulat, mengkilap, tidak keriput, warna tidak terlalu tua dan tidak terlalu pucat, tidak cacat (mengalami keretakan), seperti berisi.
4)      Pemgamatan Berat 1000 Biji
Tabel 4.3 Pengamatan Berat 1000 Biji
Kelompok
Ulangan
Jagung
17
1
227,6

2
219,2

3
219,5
18
1
229,6

2
225,2

3
240,2
19
1
227,6

2
222,6

3
229,7
20
1
220,7

2
220,7

3
216,0
21
1
255,1

2
227,9

3
253,7
22
1
233,2

2
230,0

3
239,0
Sumber: Logbook

Diketahui :      DK                  = 90%
                        Luas petak       = 6m2
                        Jumlah lubang = 30
                        Luas per Ha     = 10.000 m2
Ditanya   :       Kebutuhan benih per Ha
Jawab:
Kebutuhan benih per petak     = Jumlah lubang x DK
                                                = 30x 90
                                                = 2.700 benih
             Kebutuhan benih per Ha   = 4.500.000 benih
b.      Kacang Tanah
Tabel 4.4 Pengamatan Biji Kacang Tanah
Hari ke-
Total yang dikecambahkan
Total yang berkecambah
4
7
10
10
10
10
Sumber : Logbook
1)   Kecepatan Kecambah Kacang Tanah :
=   x 100%
=  x 100%
= 100%
2)   Daya Kecambah Kacang Tanah
=   x 100%
=  x 100%
= 100%
3)      Pemilihan benih
            Pemilihan benih pada kacang tanah dilakukan seleksi untuk mendapatkan benih yang bagus, benih yang dipilih yang berupa bentuknya tidak cacat (tidak ada pecah dan tergores), warna mengkilap dan terang, dan tidak keriput.
4)      Pengamatan 1000 benih
Tabel 4.5 Pengamatan Berat 1000 Biji Kacang Tanah
Kelompok
Ulangan
Kacang  tanah
17
1
359,2

2
329,7

3
313,4
18
1
293,3

2
302,7

3
383,7
19
1
358,8

2
342,3

3
393,3
20
1
363,6

2
334,8

3
358,7
21
1
362,7

2
393,3

3
345,1
22
1
318,0

2
307,8

3
331,1
Sumber: Logbook
1)      Kacang  tanah
Diketahui:          DK                  = 100% (per lubang 1 benih)
                           Luas petak       = 6 m2
                           Jumlah lubang = 120
                           Luas per Ha     = 10.000 m2
Ditanya:             Kebutuhan benih per Ha
Jawab:
Kebutuhan benih per petak        = Jumlah lubang x DK
                                                   = 120x 100
                                                   = 12.000 benih
          Kebutuhan benih per Ha = 20.000.000 benih
2.      Pembahasan
           Dari hasil pengamatan daya kecambah dapat diketahui bahwa daya kecambah  pada tanaman jagung memiliki kecepatan kecambah sebesar 70% dan daya kecambahnya sebesar 90%. Hal-hal yang dapat mempengaruhi daya kecambah selama praktikum berlangsung antara lain sebagai berikut : kelembaban media dalam petridish dan besar kecilnya benih. Media yang terlalu lembab bisa membuat benih menjadi busuk sehingga mempengaruhi perkecambahan, sedangkan media yang kering akan menghambat proses imbibisi sehingga menghambat perkecambahan.
      Dari hasil pengamatan kecepatan kecambah dapat diketahui bahwa kecepatan  kecambah  pada tanaman kacang tanah sebesar 100 % dan daya kecambahnya juga memiliki besaran yang sama, yakni 100%. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kecepatan kecambah selama praktikum berlangsung antara lain, kelembaban media dalam petridish dan besar kecilnya benih. Media yang terlalu lembab bisa membuat benih menjadi busuk sehingga mempengaruhi perkecambahan, sedangkan media yang kering akan menghambat proses imbibisi sehingga menghambat perkecambahan.

C.     Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
A.   
       X           X            X            X           X            X
     X           A1           X           A2           X            X
     X           X           A3           X           A4           X
     X           X            X           A5           X            X
     X           X            X            X           X            X
Jagung








Gambar 4.1 Denah penanaman jagung
      Penanaman jagung dilakukan pada lahan seluas 2 x 3 m dengan jarak tanam 40 x 50 cm sehingga terdapat 30 lubang tanam yang masing-masing berisi 2 buah benih yang ditanam dalam lubang sedalam ± 5 cm, tetapi setelah 2 MST kemudian dilakukan pemotongan salah satu tanaman jagung agar tanaman tidak berebut dalam memperoleh nutrisi dan dapat tumbuh optimal. Pengambilan sampel yang diamati berjumlah 5 sampel dimana tidak boleh mengambil sampel yang terletak di tepi petak karena tanah ditepi mudah tererosi sehingga penelitian kurang mewakili seluruh sampel.
Tabel 4.6 Pengamatan tinggi tanaman Jagung
Sampel Tanaman
Minggu ke
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1
8,2
25,4
57,5
96,5
125,6
183,3
206,0
240,0
246,6
2
6,5
28,7
57,5
96,2
127,9
186,4
217,0
244,0
244,6
3
10,8
40,1
60,8
92,5
128,0
183,4
213,0
241,0
251,5
4
8,1
38,0
55,9
93,0
162,5
183,0
206,0
237,0
244,0
Sumber: Logbook
5
8,6
42,5
72,4
100,1
130,0
218,0
238,0
253,0
258,0
Gambar 4.2 Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung
      Jika dilihat secara menyeluruh, pertumbuhan tinggi tanaman jagung pada praktikum ini menunjukkan gejala senantiasa mengalami pertambahan. Pada minggu ke-1 tanaman jagung memiliki tinggi rata-rata 8,44 cm, pada minggu ke-2 rata-rata tinggi menjadi 34,94 cm. Tinggi rata-rata tanaman jagung pada minggu ke-3 yaitu 60,82 cm, pada minggu ke-4 yaitu 95,66 cm, pada minggu ke-5 ialah 134,8 cm, pada minggu ke-6 ialah 190,82 cm. Tinggi tanaman pada minggu ke-7 meningkat menjadi 216 cm dan 243 cm pada minggu ke-8 serta 248,94 cm pada minggu ke-9.
Tabel 4.7 Hasil Anova Akar Segar Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
3326.304
3
1108.768
.813
.494
Error
60000.803
44
1363.655


Sumber: Data Rekapan
Total
357497.086
48



      Berdasarkan hasil rekapan data tabel anova akar segar jagung diatas menunjukkan nilai signifikannya 0.494, menurut co-assisten sewaktu memberi penjelasan mengenai pembacaan tabel anova ini, dikatakan bahwa jika nilai signifikan bernilai lebih dari 0.05 berarti data termasuk tidak signifikan sehingga hipotesis H0 ditolak. Data ini menunjukkan bahwa perlakuan pupuk di waktu MST yang berbeda tidak berdampak pada perkembangan akar jagung. Hal ini dimungkinkan karena sewaktu penyemprotan pupuk daun, stomata daun dalam keadaan menutup atau penyemprotan dilakukan pada saat jam 9 pagi, dimana terik matahari cukup menyengat yang akhirnya menyebabkan pupuk daun cepat menguap sebelum diserap tanaman.
Tabel 4.7 Hasil Anova Batang Segar Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
Error
Total
2662.725
182310.248
2582090.969
3
44
48
887.575
4143.415
.214
.886
Sumber: Data Rekapan
      Hasil tabel tersebut memiliki nilai signifikannya 0.886 sehingga perlakuan pemberian pupuk dengan perbedaan waktu selang seminggu MST juga belum dapat mempengaruhi perkembangan batang segar tanaman jagung.
Tabel 4.8 Hasil Anova Daun Segar Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
4317.289
3
1439.096
.405
.750
Error
156274.592
44
3551.695


Total
1406175.201
48



Sumber: Data Rekapan
      Nilai signifikan yang dimiliki untuk penelitian daun segar tanaman jagung jagung, tidak menunjukkan adanya pengaruh karena nilainya 0.750, lebih besar dari 0.05.
Tabel 4.9 Hasil Anova Tongkol dengan Klobot Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
2746.345
3
915.448
.239
.869
Error
168865.798
44
3837.859


Total
1205131.311
48



Sumber: Data Rekapan
      Hasil pengamatan tabel anova pada tanaman jagung dengan klobot memiliki nilai signifikan sebesar 0.869 sehingga data tidak signifikan dan hipotesis H0 ditolak. Pengaruh pemberian pupuk dengan perbedaan umur MST pada tanaman jagung tidak berpengaruh.
Tabel 4.10 Hasil Anova Tongkol Tanpa Klobot Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
1139.366
3
379.789
.348
.791
Error
48079.499
44
1092.716


Total
261353.886
48



Sumber: Data Rekapan
      Hasil pengamatan tabel anova pada tanaman jagung tanpa klobot menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.791, sehingga data tersebut tidak signifikan dan perlakuan pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi perkembangan tongkol jagung.





Table 4.11 Hasil Anova Berat Akar Kering Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
218.992
3
72.997
.378
.769
Error
8497.352
44
193.122


Total
27225.473
48



Sumber: Data Rekapan
      Hasil pengamatan tabel anova pada berat akar kering tanaman jagung mempunyai nilai signifikan sebesar 0.769, nilai ini lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis nol ditolak. Perbedaan perlakuan pemberian pupuk daun pada umur tanaman tidak mempunyai pengaruh pada perkembangan akar kering tanaman jagung.
Tabel 4.12 Hasil Anova Batang Kering Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
857.292
3
285.764
.754
.526
Error
16679.982
44
379.090


Total
140398.124
48



Sumber: Data Rekapan
      Nilai signifikan pada tabel anova batang kering tanaman jagung bernilai 0.526, nilai yang lebih besar dari 0.05 sehingga data tidak signifikan dan pengaruh perbedaan pemberian pupuk pada tiap-tiap umur tanaman tidak berdampak pada perkembangan batang tanaman jagung.
Table 4.13 Hasil Anova Daun Kering Jagung
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
69.205
3
23.068
.210
.889
Error
4824.269
44
109.642


Total
58604.139
48



Sumber: Data Rekapan
      Nilai signifikan pada tabel anova daun kering tanaman jagung mempunyai nilai sebesar 0.889, niali yang lebih besar dari 0.05 sehingga pengaruh pemberian pupuk pada waktu umur tanam yang berbeda tidak berpengaruh.
B.     Kacang Tanah
  X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X
  X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X    A5    X
  X     X     X    A1    X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X
  X     X     X     X     X     X    A3    X     X     X     X     X     X    A6    X
  X     X     X    A4    X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X
  X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X    A4    X     X
  X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X
  X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X     X
 












Gambar 4.3 Denah penanaman kacang tanah
      Penanaman Kacang Tanah dilakukan pada lahan seluas 2 x 3 m dengan jarak tanam 25 x 20 cm, sehingga total tanaman yang berada dalam petakan tersebut adalah 120 tanaman. Pada awal penanaman dalam bentuk bibit, diataruh 3 bibit, setelah bibit sudah berkecambah, maka tanaman diambil dan disisakan satu buah tanaman saja untuk mengurangi daya saing perebutan nutrisi oleh masing-masing tanaman kacang tanah.







Tabel 4.14 Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sample Tanaman
Minggu ke
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1
5,0
6,0
6,5
7,0
8,5
13,0
15,5
17,0
20,5
2
5,0
7,0
8,0
9,0
10,5
14,0
20
27,5
30
3
5,0
7,0
8,5
10,5
12,5
14,0
17,5
20,0
21,0
4
6,0
8,0
9,0
10,5
13,5
16,0
21,0
25,0
25,0
5
5,5
7,5
8,0
10,0
11,5
16,0
20,5
24,0
28,0
6
6,5
9,0
10,0
12,5
14,0
16,0
19,5
23,0
24,0
Sumber: Logbook
Gambar 4.4 Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah
      Hasil pengamatan pada data table dan data grafik diatas, menunjukkan bahwa tinggi rata-rata sampel kacang tanah pada minggu ke-1 ialah 5,5 cm; pada minggu ke-2 ialah 7,42 cm; pada minggu ke-3 ialah 8,33 cm; pada minggu ke-4  ialah 9,92 cm; pada minggu ke-5 ialah  11,75 cm; pada minggu ke-6 ialah 14,83 cm, pada minggu ke-7 ialah 19 cm, pada minggu ke-8 ialah 22,75 cm dan pada minggu ke-9 ialah 24,75 cm. Tanaman terus mengalami petambahan tinggi, hal ini dimungkinkan karena ketersediaan hara yang cukup untuk tanaman.
Table 4.15 Hasil Anova Berat Brangkasan Segar Tanaman Kacang Tanah
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
546.435
3
182.145
.452
.717
Error
17734.026
44
403.046


Total
194733.163
48



Sumber: Data Rekapan
       Hasil pengamatan pada tabel anova menunjukkan bahwa nilai signifikannya sebesar 0.717 lebih besar dari nilai signifikan 0.05 sehingga data tidak signifikan dan perlakuan perbedaan jarak tanam tidak mempengaruhi berat segar tanaman kacang tanah.
Table 4.16 Hasil Anova Berat Polong Isi Kacang Tanah
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
44.788
3
14.929
.518
.672
Error
1268.853
44
28.838


Total
9792.396
48



Sumber: Data Rekapan
      Nilai signifikan yang tertera pada tabel anova berat polong isi tanaman kacang tanah diatas menunjukkan 0.672, lebih besar disbanding 0.05 sehingga perlakuan perbedaan pemberian pupuk pada perbedaan umur tanam tidak berpengaruh pada berat polong isi tanaman kacang tanah.





Table 4.17 Hasil Anova Berat Polong Hampa Kacang Tanah
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
13.964
3
4.655
.913
.443
Error
224.384
44
5.100


Total
590.865
48



Sumber: Data Rekapan
      Nilai signifikan yang tertera pada tabel anova berat polong hampa tanaman kacang tanah diatas menunjukkan 0.443, lebih besar disbanding 0.05 sehingga perlakuan perbedaan pemberian pupuk pada perbedaan umur tanam tidak berpengaruh pada berat polong hampa tanaman kacang tanah.
Tabel 4.18 Hasil Anova Berat Kering Kacang Tanah
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
PERLAKUAN
37.033
3
12.344
.143
.933
Error
3791.515
44
86.171


Total
25099.152
48



Sumber: Data Rekapan
      Hasil anova berat kering tanaman kacang tanah menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.933, nilai yang lebih besar disbanding 0.05 sehingga data tidak signifikan dan pengaruh perbedaan jarak tanam pada tanaman kacang tanah tidak berpengaruh.








KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
            Pada praktikum Teknik Budidaya Tanaman yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret mempunyai beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Praktikum Teknik Budidaya Tanaman ini dilaksanakan di Desa Sukosari kecamatan Jumantono.
2.      Tanah di Desa Sukosari ini berjenis Alfisol dimana merupakan tanah masam dengan kandungan Al dan Fe yang cukup tinggi.
3.      Praktikum pada tanaman jagung dilakukan pengamatan pada perbedaan pemberian pupuk daun dengan variable perbedaan umur tanaman, namun hal ini tidak memiliki pengaruh pada akar, batang, daun, dan tongkol tanaman jagung.
4.      Praktikum pada tanaman kacang tanah dilakukan pengamatan pada perbedaan jarak tanam, namun hal ini tidak berpengaruh terhadap perkembangan tubuh tanaman, polong isi dan polong hampa tanaman kacang tanah.

B. Saran
Diharapkan agar praktikan tetap teliti dan rajin merawat tanaman agar hasil data yang keluar dari proses seluruh praktikum sesuai teori dan dapat dipertanggungjawabkan nanti. Sebaiknya Co-assisten juga meluangkan waktu lebih banyak untuk memperjelas mengenai seluk-beluk praktikum ini.

benih kacang tanah yang di kecambahkan

gambar penyiraman
 

Gambar Penampakan lahan sebelum diolah

Gambar benih jagung yang dikecambahkan

                                                             Pencabutan rumput liar

                                                             pengukuran tinggi tanaman
lahan jagung yang dibudidayakan

                                                             pengolahan tanah
            

DOKUMENTASI




 

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2002. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Aak . 2007. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta: Kanisius.
Agatho. 2011. Persiapan Lahan. http:// bsb-agatho.org. Diakses pada tanggal 4     Juni 2013.
Anonim. 2005. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. http://www.iptek.net.id.            Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Bary, Muhammad. Atta dan Susylowati. 2004. Pengaruh Pemupukan NPK dan Kerapatan Tanaman Jagung Semi dalam Sistem Tumpangsari. Jurnal       Budidaya Pertanian. Samarinda. Vol X(2).
Danuarti. 2005. Produksi benih. http://www.ri.go.id. Diakses tanggal 5 Juni   2013.
Idjudin, A.A. 2006. Dampak Penerapan Teknik Konervasi di Lahan terhadap       Produktivitasnya. Disertasi Doktor Sekolah Pasca Sarjana.
Irwan, A.W. 2006. Penanaman Kacang Tanah di Tanah Alfisol dan Oxisol.           Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 4 (2). Fakultas Pertanian   Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Patola, Efraín. 2008. Analisis Pengaruh Dosis Pupuk Urea Dan Jarak Tanam         Terhadap         Produktivitas Jagung Hibrida P-21 (Zea mays L.) Jurnal    Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (51 - 65).
Purwono  dan Rudi Hartono, 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya,            Jakarta. 67 hal.
Rachman, A., A. Dariah, dan E. Husen, 2004. Olah Tanah Konservasi. Teknologi             Konservasi Tanah pada Lahan Kering. Puslitbangtanak. Badan         Litbang Pertanian. Departemen Pertanian 2004.
Seiriam. 2001. Budidaya Tanaman Pangan. http://www.niagapusri.co.id. Diakses            pada tanggal 12 Mei 2013.
Suparman. 2003. Teknik Pengujian Galur Kacang Tanah Toleran Naungan di        Bawah Tegakan Pohon Kelapa. Jurnal Teknik Pertanian 8 (1).

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Perhitungan Nilai Erosi

Contoh soal: Dari hasil penelitian di suatu daerah penelitian, diketahui bahwa daerah penelitian tersebut terbagi menjadi 3 satuan peta lahan (SPL) dengan sifat-sifat   sbb: Sifat tanah SPL 1 SPL 2 SPL 3 Pasir (%) 35 40 45 Pasir sgt halus(%) 15 20 20 Debu (%) 40 30 25 Lempung (%) 10 10 10 BO (%) 5 (rendah) 6 (rendah) 4 (rendah) Permeabilitas (cm/jam) 35 (kode 1) 10 (kode 3) 20 (kode 2) Struktur Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Panjang Lereng rata-rata (m) 20 18 17 Kemiringan Lereng rata-rata(%) 24 13 15 Penggunaan lahan Pinus Kentang

Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Air

HALAMAN PENGESAHAN             Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini telah diselesaikan dan disahkan Disusun Oleh: NINING RAHAYU    H0 7121 38 KELOMPOK 10 Konservasi Tanah dan Air AT-5B Telah dinyatakan memenuhi syarat dan disahkan Pada tangga l : ___________________ Menyetujui,      Dosen Pembimbing           Dr. Ir. Jaka Suyana, M.Si.          NIP. 196408121988031002 Co -Assisten Arwa Farida L NIM H 0711018 KATA PENGANTAR Puji syukur pen yusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun. Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini dibuat bertujuan untuk melengkapi nilai mata kuliah Konservasi Tanah dan Air, serta untuk menambah pengetahuan tentang Konservasi Tanah dan Air. Dalam penyusunan laporan

Laporan Praktikum Kultur Jaringan

                                                                            ACARA I STERILISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PEMBUATAN MEDIA A.     Pendahuluan 1.       Latar Belakang             Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian tanaman (protplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan mengandung dua prinsip yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Penggunaan bahan totipotensi saja tidak cukup mendukung keberhasilan kegiatan dalam kultur jaringan, keadaan media tanam, lingkungan tumbuh (kelembaban, temperatur dan cahaya) serta sterilitas mutlak harus terjamin.              Salah satu pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adal