A. Latar
Belakang
Kehidupan
manusia secara langsung dan tidak langsung
sangat tergantung pada kehidupan tanaman.
Pengaruh langsung antara lain tanaman sebagai sumber pangan, bahan bakar, bahan
bangunan, dan berbagai macam bahan minyak industri. Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman untuk memenuhi kebutuhan manusia,
maka manusia berupaya untuk mengembangkan tanaman dengan cara bercocok tanam .
Dalam rangka mensukseskan bercocok tanam maka perlu
dibekali dengan ilmu yang mendukung cara-cara bercocok tanam yang baik dengan
benar. Pertanian
sebagai salah satu sektor perekonomian adalah penerapan akal dan karya manusia
melalui pengendalian proses produksi biologi tumbuh-tumbuhan sehingga
tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi manusia.Pertanian dapat
diibaratkan sebagai industri yang mampu mengkonversikan karbondioksida dari
udara air dan unsur unsur hara tanaman dari tanah dengan bantuan energi
matahari menjadi bahan organik yang berguna bagi manusia. Bahan tersebut antara
lain komponen pangan berupa karbohidrat, protein , lemak, vitamin dan mineral.
Kemajuan
pertanian di suatu negara cenderung merembes keluar dan mempengaruhi kemajuan
negara lain, bahkan sering barang kali berkembang pesat bukan di negara
asalnya. Perbaikan teknologi di bidang pertanian mampu meningkatkan produksi
hasil pertanian. Perbaikan teknologi pertanian bisa dilakukan dengan cara
memperbaiki kulaitas lat-lat pertanian yang sudah ada , penemuan-penemuan baru
tentang bibit unggul, dan lain-lain. Dengan adanya perbaikan teknologi dibidang
pertanian diharapkan kualitas dan kuantitas tanaman hasil pertanian dapat
semakin baik dan dapat mencukupi kebutuhan manusia yang semakin meningkat.
B. Tujuan
1. Persiapan Lahan
Adapun tujuan dari praktikum
persiapan lahan ini adalah agar mahasiswa mendapatkan pemahaman dan mampu melaksanakan
persiapan lahan sebagai media tanam, sehingga tanaman tumbuh baik.
2. Pemilihan dan Kebutuhan Benih
Adapun
tujuan dari praktikum pemilihan dan kebtuhan benih ini adalah agar mahasiswa
mampu melakukan pemilihan benih melalui uji fisik, fisiologi, dan menghitung
kebutuhan benih per satuan luas.
3. Penanaman, Pemeliharaan, dan Panen
Tanaman
a. Agar
mahasiswa memiliki pengalaman dalam budidaya tanaman sehingga terampil
mengelola tanaman sejak penanaman, pemeliharaan hingga panen.
b. Agar
mahasiswa mampu memutuskan jenis dan jumlah bahan yang digunakan dalam
pemeliharaan tanaman.
A.
Persiapan lahan
Tanah di manapun keberadaannya
merupakan komponen lingkungan hidup yang secara mutlak harus dilindungi atau
dihindarkan dari dampak yang merugikan, maka konservasi tanah menjadi suatu
keharusan untuk membuat lingkungan hidup terhunikan (Idjudin 2006). Persiapan
lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman yang
akan dibudidayakan. Sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media
perkembangan perakaran tanaman (Anonim 2010). Pengelolaan lahan pertanian
adalah segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada suatu lahan untuk
menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan
kelestariaannya. Tingkat produktivitas lahan sangat dipengaruhi oleh kesuburan
tanah, curah hujan, suhu, kelembaban, sistem pengelolaan lahan, serta pemilihan
landcover (Djaenuddin
2006). Pekerjaan mengolah
tanah tidak hanya sekedar mencangkul serta membolak-balikan tanah saja,
melainkan juga harus memperhatikan keadaan lahan yang akan ditanami. Jika
ternyata tanah tersebut kurang subur dan unsur pH nya rendah, usaha yang harus
dilakukan pemupukan
atau memberi kapur dolomit atau sejenisnya.
Pengolahan tanah yang terpenting adalah menjaga agar tanah
selalu gembur, lembab, dan tidak terlalu basah, maka perlu dilakukan pengaturan
drainase yang sempurna (Anonim 2006). Tanah yang diolah
berlebihan tanpa tindakan konservasi akan menjadi lebih cepat kering, lebih
halus (powdery), berstruktur buruk, dan kadar bahan organik tanahnya
semakin rendah (Rachman et al., 2004). Pengolahan tanah diawali dengan
pembongkaran tanaman pada musim tanam sebelumnya dan membersihkan gulma yang
berada di tempat tanaman tersebut. Pengolahan tanah bertujuan untuk
menggemburkan tanah. Penggemburan tanah pertama kali dengan menggunakan garpu
kemudian dilanjutkan dengan tangan sambil diratakan. Dengan adanya penggarpuan,
udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam tanah dan memperbanyak pori mikro
dalam
tanah, tanah akan terbalik, dengan demikian patogen penyebab penyakit yang ada
di dalam tanah akan mati (Agatho 2011).
B. Pemilihan
dan perhitungan kebutuhan benih
Benih murni meliputi semua varietas dari setiap spesies
yang diakui pengujian di laboratorium. Selain dari benih matang dan tidak rusak
ke dalam benih murni yang termasuk benih yang ukurannya kurang tetapi dari
setengahnya dari ukuran bagian asalnya mengkerut, kurang matang dan sudah
berkecambah dalam keadaan dapat ditentukan dengan pasti sebagai spesies yang
diakui (Danuarti 2005).
C. Penanaman,
Pemeliharaan dan panen
1.
Jagung
Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang seamkin besar.
Apalagi jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan
benih yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan
jarak tanam ini ditentukan oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang
optimum (Aak 2007). Perlakuan
kepadatan tanaman atau jarak tanam menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar
jagung. Perlakuan kepadatan tanaman menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
rata-rata jumlah tongkol pertanaman, panjang tongkol dan hasil tongkol segar
jagung semi per hektar. Tetapi, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
dan saat panen, umur bunga, serta diameter tongkol. Kemungkinan disebabkan
tidak terjadi persaingan antar individu tanaman dalam mendapatkan sinar
matahari, unsur hara, air dan CO2 sepanjang pertumbuhan tanaman jagung tersebut
(Bary dan Susylowati 2004).
Tanaman
jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan
tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pemberian pupuk nitrogen merupakan kunci utama
dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk kalium dan phospat
bersama-sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman
kekurangan unsur N akan nampak kerdil, warna daun menjadi kekuning-kuningan,
buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna. Tanaman kekurangan phospat
terlihat saat tanaman masih muda, daunnya berwarna ungu dan berubah hijau
kembali jika tanaman mendapatkan cukup phospat kembali. Tanaman kekurangan
kalium seolah-olah layu, tepi daun menjadi kekuning-kuningan kemudian berubah
menjadi kecoklat-coklatan (Anonim 2005).
Sinar matahari merupakan faktor
penting untuk keperluan pertumbuhan tanaman jagung. Sebaiknya tanaman jagung
mendapatkan sinar matahari yang langsung, karena bila tidak akan mengurangi
hasil. Makin banyak jumlah tanaman per satuan luas menyebabkan persentase
cahaya yang diterima oleh bagian tanaman yang lebih rendah menjadi lebih
sedikit, akibat adanya penghalang masuknya cahaya oleh daun-daun di atasnya.
Jumlah cahaya ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dan berkurangnya
cahaya pada tanaman jagung mengakibatkan terbatasnya proses fotosintesis
sehingga hasil per tanaman menurun (Patola 2008).
Jarak tanam yang semakin sempit
memerlukan benih yang semakin besar. Apalagi jika jagung ditanam dengan sistem
tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan oleh umur
varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum (Aak 2007). Tanaman jagung tidak akan memberikan
hasil maksimal apabila unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia.
Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas.
Pemberian pupuk nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan
produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikan
hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak
kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum
waktunya dan tidak sempurna. Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat
terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan
akan berubah hijau kembali Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran
seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis),
kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan
gugur (Purwono et al., 2005).
2.
Kacang tanah
Kacang tanah
termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga sempurna, menyerbuk sendiri
setelah pembuahan, bunga langsung layu membentuk ginofor dan membentuk polong
di dalam tanah. Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam
dan pemasaran buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur 90
hari (Suparma 2003).
Jenis kacang
tanah yang berumur pendek 3-4 bulan, dengan tope pertumbuhan tegak dapat
menggunakan jarak tanam 15cm x 30cm, yakni jarak antar larikan 30cm dan jarak
antar benih 15cm. Dengan pengaturan jarak tanam semacam ini bisa diperoleh
210.000 tanaman/hektar, sedangkan benih yang diperlukan sebanyak 110 kg polong
kering per hektar (Aak 2002). Panen kacang tanah dilakukan apabila 75% polong telah
tua. Ciri polong yang telah tua adalah (1) kulit polong agak keras, (2) warna
polong kecoklatan, (3) polong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, (4)
kulit ari biji tipis tetapi mudah dikelupas, (5) kadar air biji menurun dibawah
25 % (Irwan 2006).
A.
Waktu dan tempat praktikum
1.
Praktikum persiapan lahan
Dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2013,
pelaksanaan praktikum ini
bertempat di pusat penelitian dan pengembangan lahan kering Universitas Sebelas
Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar
Surakarta
2.
Praktikum Pemilihan dan perhitungan
kebutuhan benih
Dilaksanakan pada tanggal 22 Maret – 1
April 2013 di Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Praktikum penanaman, pemeliharaan dan
panen
Dilaksanakan pada tanggal 30 Maret – 1 Juni 2013. Pelaksanaan praktikum ini bertempat di pusat penelitian dan pengembangan
lahan kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan
Jumantono, Kabupaten Karanganyar Surakarta.
B. Alat
dan bahan
1.
Alat dan bahan pada acara persiapan lahan
a.
Alat :
1)
Patok
2)
Cetok
3)
Cangkul
4)
Ember
5)
Papan nama
6)
Tali raffia
b.
Bahan :
1)
Pupuk organik 9 kg
2.
Alat dan bahan pada acara pemilihan dan
perhitungan kebutuhan benih
a.
Alat :
1)
7
|
2)
Kertas buram
3)
Timbangan digital
b.
Bahan :
1)
Benih Jagung
2)
Benih Kacang tanah
3.
Alat dan bahan pada acara penanaman,
pemeliharaan dan panen
a.
Alat :
1)
Meteran
2)
Tali raffia
3)
Ember
4)
Timbangan
5)
Tugal
6)
Gembor
7)
Sprayer
8)
Oven
b.
Bahan :
1)
Pupuk Kandang
2)
Pupuk Daun
3)
Benih Jagung
4) Benih
Kacang tanah
C. Cara
kerja
1.
Persiapan lahan
a.
Mengolah
tanah dengan dicangkul, sehingga tanah menjadi
gembur.
b.
Membuat
petakan / bedengan dengan tali rafia, lalu diberi papan nama perlakuan tanaman
dan nama kelonpok.
c.
Menabur
pupuk
1)
Untuk
tanaman jagung : pupuk organik 6 kg/petak, diaplikasikan atau dipupukkan
pada saat tanam.
2)
Untuk
tanaman kacang tanah pupuk organik 3 kg/petak, diaplikasikan atau dipupukkan
pada saat tanam.
2.
Pemilihan
dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a.
Memilih
benih
1)
Mengambil
10 benih jagung dan 10 benih kacang tanah yang akan dikecambah.
2)
Memilih
biji yang baik, yaitu mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan warna normal.
b.
Uji daya kecambah
1)
Benih yang sudah dipilih dan ditimbang,
ditata baik pada lembaran kertas buram di masing-masing petridish lalu basahi
dengan air secukupnya (tempat benih jagung dengan benih kacang tanah dipisah).
2)
Benih diamati setiap hari jika terjadi
kekurangan air dan dicatat pada logbook jumlah yang berkecambah setiap hari
sampai hari ke-7.
3)
Mengukur daya kecambah
Daya
Kecambah :
x
100%
4)
Mengukur kecepatan kecambah
Kecepatan Kecambah :
c.
Berat 1000 biji
1)
Menghitung 100 benih yang akan ditanam, kemudian
ditimbang dan kemudian di konversikan kedalam 1000 biji.
3.
Penanaman,
Pemeliharaan dan Pemanenan
a.
Jagung (luas petakan 2 x 3 m)
1)
Memberi
pupuk organik sebanyak 6 kg/petak sebelum tanam.
2)
Membuat lubang tanam dengan tugal
sedalam 5 cm, jarak tanam 40 cm x 50 cm (100 tanaman/petak).
3)
Menanam benih jagung 2 butir dalam satu lubang tanam,
kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4)
5)
Memilih 4 tanaman terbaik di sekitar tengah dalam
petak, setelah umur 1
minggu.
6)
Melakukan pengamatan meliputi :
a)
Tinggi
tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Tinggi diukur dari
permukaan tanah sampai ujung daun teratas.
b)
Mengamati
saat munculnya bunga pertama kalinya.
7)
Melakukan pemeliharaan
a)
Penyiraman
dilakukan setiap dua kali seminggu , setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman
dilakukan bila tanah dalam keadaan kering atau seminggu sekali.
b)
Penyiangan
dan penangiran dilakukan dengan menyiram dengan ember
berisi air dan cetok untuk membersihkan gulma.
c)
Pengendalian
pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan.
·
Memberi
pupuk daun pada hari ke-14
·
Memanen
d)
Mencabut
seluruh tubuh tanaman.
e)
Menimbang
berat tongkol dengan dan tanpa kelobot, berat kering tanaman.
8)
Data
yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dianalisis
statstik dengan sidik ragam.
b.
Kacang tanah (luas petakan 2 x 3 m)
1)
Memberi pupuk organik sebanyak 6 kg/petak sebelum tanam.
2)
3)
Menanam benih jagung 2 butir dalam satu lubang tanam,
kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4)
Menyiram sampai lembab.
5)
Memilih 4 tanaman terbaik di sekitar tengah dalam
petak, setelah umur 1
minggu.
6)
Melakukan pengamatan meliputi :
a)
Tinggi
tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Tinggi diukur dari
permukaan tanah sampai ujung tunas.
b)
Mengamati
saat munculnya bunga pertama kalinya.
7)
Melakukan pemeliharaan
a)
Penyiraman
dilakukan setiap dua kali seminggu , setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman
dilakukan bila tanah dalam keadaan kering atau seminggu sekali.
b)
Penyiangan
dan penangiran dilakukan dengan menyiram dengan ember
berisi air dan cetok untuk membersihkan gulma.
c)
Pengendalian
pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan.
·
Memberi
pupuk Urea susulan ½ dosis diberikan pada umur 5 minggu setelah tanam.
·
Memberi
pupuk daun 14, 21
dan 28 hari setelah tanam.
·
Memanen
d)
Mencabut
seluruh tubuh tanaman.
e)
Menimbang
berat kering
tanaman, berat polong isi dan berat polong hampa.
8)
Data
yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen dianalisis
statstik dengan sidik ragam.
IV.
A.
Persiapan
Lahan
1.
Hasil Pengamatan
Tabel 4.1
Analisis Persiapan Lahan di Jumantono
No.
|
Hal yang
Diamati
|
Sebelum Diolah
|
Sesudah Diolah
|
1.
|
Jenis tanah
|
Alfisol
|
Alfisol
|
2.
|
Struktur tanah
|
Gumpal
|
Remah
|
3.
|
Testur tanah
|
Lempung debuan
|
Lempung debuan
|
4.
|
Partikel tanah
|
Kasar
|
Rata agak lembut
|
5.
|
Hama
|
Belalang
|
-
|
6.
|
Gulma
|
Putri malu, Rumput teki
|
-
|
Sumber:
Logbook
2.
Pembahasan
12
|
Pemupukan
dilakukan dengan berpegang pada pedoman 5 T, yaitu tepat jumlah, tepat jenis,
tepat tempat, tepat cara, dan tepat waktu. Tepat jumlah atau dosis misalnya
dalam pemupukan tidak boleh terlalu berlebihan atau terlalupun sedikit. Apabila
terlalu sedikit, unsur hara yang dibutuhkan tanaman dari pupuk itu tidak akan
tercukupi sedangkan bila berlebihan tanaman dapat mengalami keracunan. Tepat
jenis, pemupukan harus disesuaikan dengan jenis tanaman, umur dan kebutuhan
tanaman. Tepat tempat, misalnya pupuk daun digunakan untuk memupuk daun bukan
akar, batang atau buah. Tepat cara, misalnya pupuk daun, digunakan dengan cara
disemprot dengan sprayer bukan disiramkan. Tepat waktu, misalnya pemupukan urea
dilakukan pada saat tanam. Persiapan lahan dilakukan pengolahan tanah dengan di
cangkul agar tanahnya menjadi gembur. Tanah di daerah tersebut mudah diolah
karena tekstur tanahnya mengandung sedikit liat dan didominasi oleh debu dan pasir.
Setelah pengolahan tanah, dibuat lubang tanam sesuai perlakuan. Setiap lubang diisi 2 benih, maksudnya
adalah agar apabila benih yang satu tidak tumbuh masih ada benih satu lagi,
selanjutnya
disiram sampai tanah benar-benar lembab.
Pengamatan minggu ke tiga terlihat ada beberapa hama yang
menyerang tanaman yang dibudidayakan seperti hama ulat penggerek yang menyerang
tanaman jagung sehingga daun beberapa tanaman jagung berlubang-lubang dan rusak.
Pada Kacang tanah belum terlihat ada hama yang menyerang, namun ada beberapa
kacang tanah yang terlihat layu. Hama kutu putih terlihat menempel hampir di
seluruh daun pada jagung. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan hama-hama
tersebut adalah dengan cara mekanis yaitu dengan mengambil atau membunuh hama dengan
alat (ranting pohon) kemudian dibenamkan di dalam tanah.
Ternyata pada minggu-minggu berikutnya masih juga
terdapat gulma dan hama walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada minggu
sebelumnya namun jenis hamanya justru bertambah dibandingkan minggu sebelumnya.
Dengan adanya kejadian ini maka pengendalian hama dan gulma rutin dilakukan
setiap kali penyiraman dan pengamatan.
B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
1.
Hasil
Pengamatan
a.
Jagung
Tabel 4.2 Pengamatan
Biji Jagung
Hari
ke-
|
Total
yang dikecambahkan
|
Total
yang berkecambah
|
4
7
|
10
10
|
7
9
|
Sumber : Logbook
1)
Kecepatan Kecambah Jagung :
=
x
100%
=
x
100%
=
70%
2)
Daya Kecambah Jagung
=
x
100%
=
x
100%
=
90%
3)
Pemilihan Benih
Pemilihan benih untuk jenis jagung
perlu memperhatikan beberapa hal, seperti: bentuk biji tidak terlalu bulat, mengkilap,
tidak keriput, warna tidak terlalu tua dan tidak terlalu pucat, tidak
cacat (mengalami keretakan), seperti berisi.
4)
Pemgamatan
Berat 1000 Biji
Tabel 4.3 Pengamatan Berat 1000 Biji
Kelompok
|
Ulangan
|
Jagung
|
17
|
1
|
227,6
|
2
|
219,2
|
|
3
|
219,5
|
|
18
|
1
|
229,6
|
2
|
225,2
|
|
3
|
240,2
|
|
19
|
1
|
227,6
|
2
|
222,6
|
|
3
|
229,7
|
|
20
|
1
|
220,7
|
2
|
220,7
|
|
3
|
216,0
|
|
21
|
1
|
255,1
|
2
|
227,9
|
|
3
|
253,7
|
|
22
|
1
|
233,2
|
2
|
230,0
|
|
3
|
239,0
|
Sumber: Logbook
Diketahui : DK = 90%
Luas
petak = 6m2
Jumlah
lubang = 30
Luas
per Ha = 10.000 m2
Ditanya : Kebutuhan benih per Ha
Jawab:
Kebutuhan benih per petak =
Jumlah lubang x DK
=
30x 90
=
2.700 benih
Kebutuhan benih per Ha = 4.500.000 benih
b. Kacang Tanah
Tabel 4.4 Pengamatan
Biji Kacang Tanah
Hari ke-
|
Total yang dikecambahkan
|
Total
yang berkecambah
|
4
7
|
10
10
|
10
10
|
Sumber : Logbook
1)
Kecepatan Kecambah Kacang Tanah :
=
x
100%
=
x
100%
=
100%
2)
Daya Kecambah Kacang Tanah
=
x
100%
=
x
100%
=
100%
3)
Pemilihan benih
Pemilihan benih pada kacang tanah
dilakukan seleksi untuk mendapatkan benih yang bagus, benih yang dipilih yang
berupa bentuknya tidak cacat (tidak ada pecah dan tergores), warna mengkilap
dan terang, dan tidak keriput.
4)
Pengamatan 1000 benih
Tabel
4.5 Pengamatan Berat 1000 Biji Kacang Tanah
Kelompok
|
Ulangan
|
Kacang tanah
|
17
|
1
|
359,2
|
2
|
329,7
|
|
3
|
313,4
|
|
18
|
1
|
293,3
|
2
|
302,7
|
|
3
|
383,7
|
|
19
|
1
|
358,8
|
2
|
342,3
|
|
3
|
393,3
|
|
20
|
1
|
363,6
|
2
|
334,8
|
|
3
|
358,7
|
|
21
|
1
|
362,7
|
2
|
393,3
|
|
3
|
345,1
|
|
22
|
1
|
318,0
|
2
|
307,8
|
|
3
|
331,1
|
Sumber:
Logbook
1) Kacang tanah
Diketahui: DK = 100% (per lubang 1 benih)
Luas
petak = 6 m2
Jumlah
lubang = 120
Luas
per Ha = 10.000 m2
Ditanya: Kebutuhan
benih per Ha
Jawab:
Kebutuhan benih per petak =
Jumlah lubang x DK
=
120x 100
=
12.000 benih
Kebutuhan benih per Ha = 20.000.000
benih
2.
Pembahasan
Dari hasil
pengamatan daya kecambah dapat diketahui bahwa daya kecambah pada tanaman jagung memiliki kecepatan kecambah
sebesar 70% dan daya kecambahnya sebesar 90%. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi daya kecambah selama praktikum berlangsung antara lain sebagai
berikut : kelembaban media dalam petridish dan besar kecilnya benih. Media yang
terlalu lembab bisa membuat benih menjadi busuk sehingga mempengaruhi
perkecambahan, sedangkan media yang kering akan menghambat proses imbibisi
sehingga menghambat perkecambahan.
Dari hasil
pengamatan kecepatan kecambah dapat
diketahui bahwa kecepatan
kecambah pada tanaman kacang tanah sebesar 100 % dan daya kecambahnya
juga memiliki besaran yang sama, yakni 100%. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi kecepatan kecambah selama
praktikum berlangsung antara lain, kelembaban media dalam petridish dan besar kecilnya
benih. Media yang terlalu lembab bisa membuat benih menjadi busuk sehingga
mempengaruhi perkecambahan, sedangkan media yang kering akan menghambat proses
imbibisi sehingga menghambat perkecambahan.
C.
Penanaman,
Pemeliharaan dan Panen
A.
X X X X X X
X A1 X A2 X X
X X A3 X A4 X
X X X A5 X X
X X X X X X
|
Gambar 4.1 Denah
penanaman jagung
Penanaman jagung dilakukan pada lahan
seluas 2 x 3 m dengan jarak tanam 40 x 50 cm sehingga terdapat 30 lubang tanam
yang masing-masing berisi 2 buah benih yang ditanam dalam lubang sedalam ± 5
cm, tetapi setelah 2 MST kemudian dilakukan pemotongan salah satu tanaman
jagung agar tanaman tidak berebut dalam memperoleh nutrisi dan dapat tumbuh
optimal. Pengambilan sampel yang diamati berjumlah 5 sampel dimana tidak boleh
mengambil sampel yang terletak di tepi petak karena tanah ditepi mudah tererosi
sehingga penelitian kurang mewakili seluruh sampel.
Tabel 4.6 Pengamatan
tinggi tanaman Jagung
Sampel Tanaman
|
Minggu
ke
|
|||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
||
1
|
8,2
|
25,4
|
57,5
|
96,5
|
125,6
|
183,3
|
206,0
|
240,0
|
246,6
|
|
2
|
6,5
|
28,7
|
57,5
|
96,2
|
127,9
|
186,4
|
217,0
|
244,0
|
244,6
|
|
3
|
10,8
|
40,1
|
60,8
|
92,5
|
128,0
|
183,4
|
213,0
|
241,0
|
251,5
|
|
4
|
8,1
|
38,0
|
55,9
|
93,0
|
162,5
|
183,0
|
206,0
|
237,0
|
244,0
|
|
|
8,6
|
42,5
|
72,4
|
100,1
|
130,0
|
218,0
|
238,0
|
253,0
|
258,0
|
Gambar
4.2 Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung
Jika dilihat secara menyeluruh,
pertumbuhan tinggi tanaman jagung pada praktikum ini menunjukkan gejala
senantiasa mengalami pertambahan. Pada minggu ke-1 tanaman
jagung memiliki tinggi rata-rata 8,44 cm, pada minggu ke-2
rata-rata tinggi menjadi 34,94 cm. Tinggi rata-rata tanaman
jagung pada minggu ke-3 yaitu 60,82 cm, pada minggu ke-4 yaitu 95,66 cm, pada
minggu ke-5 ialah 134,8 cm, pada minggu ke-6 ialah 190,82 cm. Tinggi tanaman
pada minggu ke-7 meningkat menjadi 216 cm dan 243 cm pada minggu ke-8
serta 248,94 cm pada minggu ke-9.
Tabel 4.7 Hasil Anova Akar Segar Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
PERLAKUAN
|
3326.304
|
3
|
1108.768
|
.813
|
.494
|
|
Error
|
60000.803
|
44
|
1363.655
|
|||
|
357497.086
|
48
|
Berdasarkan hasil rekapan data tabel anova
akar segar jagung diatas menunjukkan nilai signifikannya 0.494, menurut
co-assisten sewaktu memberi penjelasan mengenai pembacaan tabel anova ini,
dikatakan bahwa jika nilai signifikan bernilai lebih dari 0.05 berarti data
termasuk tidak signifikan sehingga hipotesis H0 ditolak. Data ini menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk di waktu MST yang berbeda tidak berdampak pada
perkembangan akar jagung. Hal ini dimungkinkan karena sewaktu penyemprotan
pupuk daun, stomata daun dalam keadaan menutup atau penyemprotan dilakukan pada
saat jam 9 pagi, dimana terik matahari cukup menyengat yang akhirnya
menyebabkan pupuk daun cepat menguap sebelum diserap tanaman.
Tabel 4.7 Hasil Anova Batang
Segar Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
Error
Total
|
2662.725
182310.248
2582090.969
|
3
44
48
|
887.575
4143.415
|
.214
|
.886
|
Sumber:
Data Rekapan
Hasil tabel tersebut memiliki nilai
signifikannya 0.886 sehingga perlakuan pemberian pupuk dengan perbedaan waktu
selang seminggu MST juga belum dapat mempengaruhi perkembangan batang segar
tanaman jagung.
Tabel 4.8 Hasil Anova Daun Segar
Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
4317.289
|
3
|
1439.096
|
.405
|
.750
|
Error
|
156274.592
|
44
|
3551.695
|
||
Total
|
1406175.201
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Nilai signifikan yang dimiliki untuk
penelitian daun segar tanaman jagung jagung, tidak menunjukkan adanya pengaruh
karena nilainya 0.750, lebih besar dari 0.05.
Tabel 4.9 Hasil Anova Tongkol
dengan Klobot Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
2746.345
|
3
|
915.448
|
.239
|
.869
|
Error
|
168865.798
|
44
|
3837.859
|
||
Total
|
1205131.311
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Hasil pengamatan tabel anova pada tanaman
jagung dengan klobot memiliki nilai signifikan sebesar 0.869 sehingga data
tidak signifikan dan hipotesis H0 ditolak. Pengaruh pemberian pupuk
dengan perbedaan umur MST pada tanaman jagung tidak berpengaruh.
Tabel 4.10 Hasil Anova Tongkol
Tanpa Klobot Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
1139.366
|
3
|
379.789
|
.348
|
.791
|
Error
|
48079.499
|
44
|
1092.716
|
||
Total
|
261353.886
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Hasil pengamatan tabel anova pada tanaman
jagung tanpa klobot menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.791, sehingga data
tersebut tidak signifikan dan perlakuan pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi
perkembangan tongkol jagung.
Table 4.11 Hasil Anova Berat Akar
Kering Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
218.992
|
3
|
72.997
|
.378
|
.769
|
Error
|
8497.352
|
44
|
193.122
|
||
Total
|
27225.473
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Hasil pengamatan tabel anova pada berat
akar kering tanaman jagung mempunyai nilai signifikan sebesar 0.769, nilai ini
lebih besar dari 0.05 sehingga hipotesis nol ditolak. Perbedaan perlakuan
pemberian pupuk daun pada umur tanaman tidak mempunyai pengaruh pada
perkembangan akar kering tanaman jagung.
Tabel 4.12 Hasil Anova Batang Kering
Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
857.292
|
3
|
285.764
|
.754
|
.526
|
Error
|
16679.982
|
44
|
379.090
|
||
Total
|
140398.124
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Nilai signifikan pada tabel anova batang
kering tanaman jagung bernilai 0.526, nilai yang lebih besar dari 0.05 sehingga
data tidak signifikan dan pengaruh perbedaan pemberian pupuk pada tiap-tiap
umur tanaman tidak berdampak pada perkembangan batang tanaman jagung.
Table 4.13 Hasil Anova Daun
Kering Jagung
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
69.205
|
3
|
23.068
|
.210
|
.889
|
Error
|
4824.269
|
44
|
109.642
|
||
Total
|
58604.139
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Nilai signifikan pada tabel anova daun
kering tanaman jagung mempunyai nilai sebesar 0.889, niali yang lebih besar
dari 0.05 sehingga pengaruh pemberian pupuk pada waktu umur tanam yang berbeda
tidak berpengaruh.
B.
Kacang Tanah
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X A5 X
X X X A1 X X X X X X X X X X X
X X X X X X A3 X X X X X X A6 X
X X X A4 X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X A4 X X
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X
|
Gambar
4.3 Denah penanaman kacang tanah
Penanaman Kacang Tanah dilakukan pada
lahan seluas 2 x 3 m dengan jarak tanam 25 x 20 cm, sehingga total tanaman yang
berada dalam petakan tersebut adalah 120 tanaman. Pada awal penanaman dalam
bentuk bibit, diataruh 3 bibit, setelah bibit sudah berkecambah, maka tanaman
diambil dan disisakan satu buah tanaman saja untuk mengurangi daya saing
perebutan nutrisi oleh masing-masing tanaman kacang tanah.
Tabel 4.14 Pengamatan
Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sample
Tanaman
|
Minggu
ke
|
||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
|
1
|
5,0
|
6,0
|
6,5
|
7,0
|
8,5
|
13,0
|
15,5
|
17,0
|
20,5
|
2
|
5,0
|
7,0
|
8,0
|
9,0
|
10,5
|
14,0
|
20
|
27,5
|
30
|
3
|
5,0
|
7,0
|
8,5
|
10,5
|
12,5
|
14,0
|
17,5
|
20,0
|
21,0
|
4
|
6,0
|
8,0
|
9,0
|
10,5
|
13,5
|
16,0
|
21,0
|
25,0
|
25,0
|
5
|
5,5
|
7,5
|
8,0
|
10,0
|
11,5
|
16,0
|
20,5
|
24,0
|
28,0
|
6
|
6,5
|
9,0
|
10,0
|
12,5
|
14,0
|
16,0
|
19,5
|
23,0
|
24,0
|
Sumber:
Logbook
Gambar
4.4 Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah
Hasil pengamatan pada data table dan data
grafik diatas, menunjukkan bahwa tinggi rata-rata sampel kacang tanah pada minggu
ke-1 ialah 5,5 cm; pada minggu ke-2 ialah 7,42 cm; pada minggu ke-3 ialah 8,33
cm; pada minggu ke-4 ialah 9,92 cm; pada
minggu ke-5 ialah 11,75 cm; pada minggu
ke-6 ialah 14,83 cm, pada minggu ke-7 ialah 19 cm, pada minggu ke-8 ialah 22,75
cm dan pada minggu ke-9 ialah 24,75 cm. Tanaman terus mengalami petambahan
tinggi, hal ini dimungkinkan karena ketersediaan hara yang cukup untuk tanaman.
Table 4.15 Hasil Anova Berat Brangkasan Segar Tanaman
Kacang Tanah
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
546.435
|
3
|
182.145
|
.452
|
.717
|
Error
|
17734.026
|
44
|
403.046
|
||
Total
|
194733.163
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Hasil pengamatan pada tabel anova menunjukkan
bahwa nilai signifikannya sebesar 0.717 lebih besar dari nilai signifikan 0.05
sehingga data tidak signifikan dan perlakuan perbedaan jarak tanam tidak
mempengaruhi berat segar tanaman kacang tanah.
Table 4.16 Hasil
Anova Berat Polong Isi Kacang Tanah
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
44.788
|
3
|
14.929
|
.518
|
.672
|
Error
|
1268.853
|
44
|
28.838
|
||
Total
|
9792.396
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Nilai signifikan yang tertera pada tabel
anova berat polong isi tanaman kacang tanah diatas menunjukkan 0.672, lebih
besar disbanding 0.05 sehingga perlakuan perbedaan pemberian pupuk pada
perbedaan umur tanam tidak berpengaruh pada berat polong isi tanaman kacang
tanah.
Table 4.17 Hasil
Anova Berat Polong Hampa Kacang Tanah
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
13.964
|
3
|
4.655
|
.913
|
.443
|
Error
|
224.384
|
44
|
5.100
|
||
Total
|
590.865
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Nilai signifikan yang tertera pada tabel
anova berat polong hampa tanaman kacang tanah diatas menunjukkan 0.443, lebih
besar disbanding 0.05 sehingga perlakuan perbedaan pemberian pupuk pada
perbedaan umur tanam tidak berpengaruh pada berat polong hampa tanaman kacang
tanah.
Tabel 4.18 Hasil
Anova Berat Kering Kacang Tanah
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
PERLAKUAN
|
37.033
|
3
|
12.344
|
.143
|
.933
|
Error
|
3791.515
|
44
|
86.171
|
||
Total
|
25099.152
|
48
|
Sumber:
Data Rekapan
Hasil anova berat kering tanaman kacang
tanah menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.933, nilai yang lebih besar
disbanding 0.05 sehingga data tidak signifikan dan pengaruh perbedaan jarak
tanam pada tanaman kacang tanah tidak berpengaruh.
A.
Kesimpulan
Pada praktikum Teknik Budidaya
Tanaman yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret mempunyai
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Praktikum Teknik Budidaya Tanaman ini dilaksanakan
di Desa Sukosari kecamatan Jumantono.
2.
Tanah di Desa Sukosari ini berjenis
Alfisol dimana merupakan tanah masam dengan kandungan Al dan Fe yang cukup
tinggi.
3.
Praktikum pada tanaman jagung dilakukan
pengamatan pada perbedaan pemberian pupuk daun dengan variable perbedaan umur
tanaman, namun hal ini tidak memiliki pengaruh pada akar, batang, daun, dan
tongkol tanaman jagung.
4.
Praktikum pada tanaman kacang tanah
dilakukan pengamatan pada perbedaan jarak tanam, namun hal ini tidak
berpengaruh terhadap perkembangan tubuh tanaman, polong isi dan polong hampa
tanaman kacang tanah.
B. Saran
Diharapkan agar praktikan tetap teliti dan rajin merawat tanaman agar hasil data yang keluar dari proses seluruh praktikum sesuai teori dan dapat dipertanggungjawabkan nanti. Sebaiknya Co-assisten juga meluangkan waktu lebih banyak untuk memperjelas mengenai seluk-beluk praktikum ini.
B. Saran
Diharapkan agar praktikan tetap teliti dan rajin merawat tanaman agar hasil data yang keluar dari proses seluruh praktikum sesuai teori dan dapat dipertanggungjawabkan nanti. Sebaiknya Co-assisten juga meluangkan waktu lebih banyak untuk memperjelas mengenai seluk-beluk praktikum ini.
benih kacang tanah yang di kecambahkan
gambar penyiraman
Gambar Penampakan lahan sebelum diolah
Gambar benih jagung yang dikecambahkan
pengukuran tinggi tanaman
lahan jagung yang dibudidayakan
DOKUMENTASI
Aak.
2002. Kacang Tanah. Yogyakarta:
Kanisius.
Aak
. 2007. Teknik Bercocok Tanam Jagung.
Yogyakarta: Kanisius.
Agatho.
2011. Persiapan Lahan. http:// bsb-agatho.org. Diakses pada tanggal 4 Juni 2013.
Anonim. 2005. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. http://www.iptek.net.id. Diakses
pada tanggal 4 Juni 2013.
Bary, Muhammad. Atta dan Susylowati. 2004. Pengaruh
Pemupukan NPK dan Kerapatan Tanaman
Jagung Semi dalam Sistem Tumpangsari. Jurnal Budidaya Pertanian. Samarinda. Vol X(2).
Danuarti. 2005. Produksi benih. http://www.ri.go.id. Diakses tanggal 5 Juni 2013.
Idjudin,
A.A. 2006. Dampak Penerapan Teknik Konervasi di Lahan terhadap Produktivitasnya. Disertasi Doktor Sekolah
Pasca Sarjana.
Irwan,
A.W. 2006. Penanaman Kacang Tanah di Tanah Alfisol dan Oxisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 4
(2). Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Patola,
Efraín. 2008. Analisis Pengaruh Dosis Pupuk Urea Dan Jarak Tanam Terhadap Produktivitas Jagung Hibrida P-21 (Zea mays L.) Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (51 -
65).
Purwono dan Rudi Hartono, 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. 67 hal.
Rachman, A., A. Dariah, dan E.
Husen, 2004. Olah Tanah Konservasi. Teknologi Konservasi
Tanah pada Lahan Kering. Puslitbangtanak. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian 2004.
Seiriam.
2001. Budidaya Tanaman Pangan.
http://www.niagapusri.co.id. Diakses pada
tanggal 12 Mei 2013.
Suparman.
2003. Teknik Pengujian Galur Kacang Tanah Toleran Naungan di Bawah Tegakan Pohon Kelapa. Jurnal Teknik
Pertanian 8 (1).
jagung hibrida, jagung hibrida adalah, keunggulan jagung hibrida
BalasHapus