Langsung ke konten utama

Cara Bercocok Tanam Sayuran yang Baik

     Tanaman sayuran memerlukan perawatan dan meminta perhatian yang lebih dari tanaman-tanaman lain, bahkan mungkin lebih dari tanaman hias (bunga-bungaan). Perawatan yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam bercocok tanam sayur diantaranya adalah:
1.  Pengolahan tanah: Tanah perlu dicangkul sebaik-baiknya dengan maksud dapat menggemburkan tanah, sehingga pergantian udara (aerasi) dapat berjalan dengan baik, hingga zat-zat bersifat racun akan hilang. Menghilangkan rumput-rumput liar, terutama akar alang-alang sehingga tanaman sayuran dapat tumbuh dengan bebas dan leluasa tanpa persaingan dan penghalang.
2.  Pemupukan: Pupuk kandang atau kotoran hewan perlu diberikan sebagai pemberi makanan organik dan dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat pula menahan air dalam tanah. Pupuk kandang atau kompos yang dipergunakan adalah yang telah jadi (masak), yakni yang sudah tidak melakukan penguraian dan pembusukan, karena kalau belum ia dapat menghasilkan panas (energi). Panas atau energi ini yang dapat membuat tanaman menjadi layu dan busuk serta mematikan tanaman.
3.  Tata air: Memberikan air kepada tanaman bila kekeringan dan membuang air atau penutasan apabila kelebihan air. Bilamana kekurangan air, tanaman akan menjadi layu dan kering, sedangkan bila kelebihan air, tanaman akan menjadi busuk dan terserang cendawan atau bakteri merugikan.
4.  Bibit: Bibit yang diambil dari buah muda mempunyai daya kecambah rendah, pertumbuhan jelek dan tidak dapat disimpan lama (mudah kisut - kisut).
5.  Persemaian: Persemaian dilakukan dengan maksud menjaga bibit atau biji agar terjamin kelembabannya. Jadi tidak terlalu basah atau kering. Selain itu, persemaian menjaga suhu disekitar bibit dan mengatur banyaknya sinar matahari. Persemaian biji sayuran perlu diberi atap miring ke Barat dan menghadap ke Timur, supaya sinar matahari pagi dapat masuk sebanyak mungkin dan sinar matahari sore dapat dikurangi (sinar matahari yang terik tidak dapat masuk ke dalam persemaian). Tanah persemaian harus halus dan bebas hama penyakit, bila perlu tanahnya didesinfeksikan dulu dengan zat kimia seperti formalin 4% dll, atau direbus asapkan (sterilisasi).
6.  Penanaman (Pemindahan Tanaman):  Pemindahan tanaman perlu dilakukan secara hati-hati terutama akarnya jangan sampai rusak. Setelah dipindahkan perlu diberi perlindungan sementara dari pancaran sinar matahari yang terik, agar  tidak terjadi banyak penguapan pada tanaman muda yang belum bisa mengambil air dari dalam tanah (kira-kira diberi pelindung setelah 2-3 hari tanaman dipindahkan). Sebelum bibit dipindahkan, pastikan tanah dalam keadaan basah, pemberian air setelah penanaman dapat dibenarkan asalkan sebelum penanaman tanahnya sudah basah, apabila tidak dapat mengalami kerusakan pada bibit tersebut.
7.  Pemeliharaan tanaman
8.  Pemungutan hasil: hasil tanaman harus dipungut secara tepat waktu, jangan terlalu cepat atau lama, karena akan menurunkan kualitas hasilnya
9.  Perawatan hasil:  umumnya hasil tanaman hortikultura dijual ke kota-kota yang jaraknya jauh, dapat mengalami kerusakan selama pengangkutan, hal ini dapat dicegah dengan pengepakan yang baik dan pengangkutan yang cepat. Untuk menaikkan keuntungan dalam usaha hortikultura, diperlukan:
   a.  Memperpendek rantai pemasaran.
   b.  Memperlancar pengangkutan
   c.  Memperkecil bagian-bagian yang hilang (waste)
   d.  Menjaga stabilitas harganya.
Pembakaran sisa tanaman dapat merugikan kesuburan tanah karena banyak senyawa organik yang terbang ke udara dan tidak dapat dimanfaatkan.



Daftar Pustaka:
Sunaryono, Handro dan Rismunandar. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayuran-Sayuran Penting Di Indonesia.  Sinar Baru. Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Perhitungan Nilai Erosi

Contoh soal: Dari hasil penelitian di suatu daerah penelitian, diketahui bahwa daerah penelitian tersebut terbagi menjadi 3 satuan peta lahan (SPL) dengan sifat-sifat   sbb: Sifat tanah SPL 1 SPL 2 SPL 3 Pasir (%) 35 40 45 Pasir sgt halus(%) 15 20 20 Debu (%) 40 30 25 Lempung (%) 10 10 10 BO (%) 5 (rendah) 6 (rendah) 4 (rendah) Permeabilitas (cm/jam) 35 (kode 1) 10 (kode 3) 20 (kode 2) Struktur Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Panjang Lereng rata-rata (m) 20 18 17 Kemiringan Lereng rata-rata(%) 24 13 15 Penggunaan lahan Pinus Kentang

Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Air

HALAMAN PENGESAHAN             Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini telah diselesaikan dan disahkan Disusun Oleh: NINING RAHAYU    H0 7121 38 KELOMPOK 10 Konservasi Tanah dan Air AT-5B Telah dinyatakan memenuhi syarat dan disahkan Pada tangga l : ___________________ Menyetujui,      Dosen Pembimbing           Dr. Ir. Jaka Suyana, M.Si.          NIP. 196408121988031002 Co -Assisten Arwa Farida L NIM H 0711018 KATA PENGANTAR Puji syukur pen yusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun. Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini dibuat bertujuan untuk melengkapi nilai mata kuliah Konservasi Tanah dan Air, serta untuk menambah pengetahuan tentang Konservasi Tanah dan Air. Dalam penyusunan laporan

Laporan Praktikum Kultur Jaringan

                                                                            ACARA I STERILISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PEMBUATAN MEDIA A.     Pendahuluan 1.       Latar Belakang             Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian tanaman (protplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan mengandung dua prinsip yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Penggunaan bahan totipotensi saja tidak cukup mendukung keberhasilan kegiatan dalam kultur jaringan, keadaan media tanam, lingkungan tumbuh (kelembaban, temperatur dan cahaya) serta sterilitas mutlak harus terjamin.              Salah satu pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adal