Materi
Penyuluhan Pertanian
Kelompok
5
Anggota:
Nining
Rahayu H0712138
Riska Anggraini Saputri
H0712158
Rudiyanto H0712163
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sektor pertanian hingga kini masih
memiliki peranan yang starategis dalam pembangunan nasional, baik bagi
pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan pembangunan. Peran strategis sektor
pertanian bagi pertumbuhan ekonomi antara lain: Penyedia pangan bagi penduduk
Indonesia, penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia bahan baku
industri, peningkatan kesempatan kerja dan usaha, peningkatan PDB, pengentasan
kemiskinan dan perbaikan SDM pertanian melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian. Pengalaman
menunjukan bahwa penyuluhan pertanian di Indonesia telah memberikan
sumbangan yang sangat signifikan pada pencapaian dari berbagai program
pembangunan pertanian. Sebagai contoh melalui program Bimbingan Massal
(Bimas) penyuluh pertanian dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai
swasembada beras pada tahun 1984, yang dilakukan melalui koordinasi yang ketat
dengan instani terkait. Pada pelaksanaan program Bimas penyuluhan
pertanian yang dilaksanakan terkesan dilakukan dengan pendekatan dipaksa,
terpaksa dan biasa. Petani dipaksa melakukan tekhnologi tertentu, sehingga
petani terpaksa melakukannya dan kemudian petani menjadi biasa melakukannya.
Pada era dicanangkannya revitalisasi
penyuluhan pertanian, pendekatan dari atas tidak relevan lagi, petani dan
keluarganya diharapkan mengelola usaha taninya dengan penuh kesadaran,
melakukan pilihan-pilihan yang tepat dari alternatif yang ada melalui bantuan
penyuluh pertanian dan pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, petani
yakin akan mengelola usaha taninnya dengan produktif, efesien dan
menguntungkan. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian akan berjalan dengan baik
apabila ada persamaan persepsi antara pusat, provinsi, kabupaten/kota bahkan
sampai ke tingkat desa dalam satu sistem penyuluhan pertanian yang disepakati bersama
dengan melibatkan petani , swasta dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Terkadang petani-pun tidak mengetahui kebutuhan apa yang ia butuhkan dalam hal
bertani, untuk itulah tantangan para
penyuluh, perlu dicanangkannya pemilihan materi yang tepat guna tercapainya
tujuan-tujuan yang disebutkan diatas.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Masalah-masalah
apa yang sering timbul dalam kegiatan penyuluhan terkait dengan materi yang
tidak sesuai?
2. Bagaimana
cara menemukan materi yang tepat untuk suatu daerah?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui seberapa penting gunanya materi yang tepat untuk disosialisasikan
guna mencapai kesejahteraan petani
2. Untuk
mengetahui metode yang tepat untuk dapat mensosialisasikan materi yang tepat
kepada suatu kelompok tani.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. MASALAH-MASALAH
DALAM MATERI PENYULUHAN
Tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran berkaitan erat dengan tingkat
pengalamannya. Memberikan penyuluhan kepada petani yang berpengalaman
tentu akan berbeda dengan kepada petani yang minim pengalaman. Untuk
menyiasatinya, petani yang memiliki pengalaman lebih bisa diminta bantuannya
untuk memaparkan pengalamannya itu kepada petani lain. Contoh: Dalam forum tidak formal
misalnya suatu obrolan di warung kopi yang dikunjungi oleh sekelompok petani,
penyuluh bisa memancing beberapa pertanyaan kepada mereka seputar penggunaan
urea tablet di lahan sawah mereka. Petani yang menggunakan urea tablet
akan saling menceritakan pengalaman serta keberhasilannya, dan mungkin
terdengar bahkan direspon oleh mereka yang belum menggunakan urea tablet.
Dalam forum ini terlihat penyuluh tidak secara langsung menyarankan petani agar
mereka mau menggunakan urea tablet, tetapi biasanya mengarahkan obrolan mereka,
sehingga mereka tidak merasa digurui oleh penyuluh. Keadaan sosial budaya antara
lain bisa dilihat dari tatacara, kebiasaan dan adat istiadat sasaran.
Misalnya di daerah yang nilai-nilai agama Islamnya masih cukup kuat, sebaiknya
penyuluh tidak menjadwalkan waktu pemutaran film penyuluhan pada hari Jumat
karena hal itu masih dianggap tabu oleh masyarakat.
Sebagian besar petani kurang
mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk dapat memahami
permasalahan mereka, memikirkan pemecahannya, apalagi memilih pemecahan masalah
yang tepat. Penyuluh dapat membantu petani dengan menghilangkan
hambatan kurangnya pengalaman dan pendidikan, yaitu dengan cara
menyediakan informasi dan memberikan pandangan kepada mereka mengenai masalah
yang dihadapi. Contohnya, pada musim tanam yang lalu, dalam satu hamparan
sawah terjadi kegagalan panen padi. Petani frustasi karena tidak mengerti
mengapa panen bisa gagal, padahal cara penanaman dilakukan sesuai saran/anjuran
penyuluh. Penyuluh membantu petani menelusuri sebab kegagalan panen,
ternyata terdeteksi hama baru yang belum pernah dikenali petani. Di sini,
penyuluh tidak langsung bertindak untuk mengintruksikan pemberantasan hama,
akan tetapi terlebih dahulu menjelaskan atau memberi informasi yang
bersifat teknis mengenai hama tersebut dan menunjukkan cara penanggulangannya.
Adakalanya
pesan yang ingin disampaikan terasa sensitive dan mungkin
akan menimbulkan keresahan petani. Penyuluh harus mampu mengurangi
kekhawatiran petani tersebut dengan cara mengungkapkan pesan dengan bahasa yang
baik. Contohnya penyuluh akan memberitahu petani tentang bahaya erosi
akibat dibiarkannya lahan lama yang tidak ditanami lagi dengan sekaligus
memberitahukan cara-cara penanggulangan bahaya tersebut sebelum timbul
kerusakan yang parah. Contoh lain misalnya petani harus tahu mengenai bahan
kimia tertentu yang akan sangat berbahaya bagi kesehatan, akan tetapi supaya
petani tidak merasa khawatir untuk mempergunakannya, penyuluh juga menyampaikan
komposisi yang benar dalam pemakaian bahan kimia. Pada akhir tahun 1998
terjadi wabah belalang besar-besaran yang menyerang tanaman padi di Provinsi
Lampung, yang tentu saja sangat meresahkan petani di daerah tetangganya.
Penyuluh mengantisipasi dengan menyarankan pemakaian pestisida ringan disamping
menyampaikan upaya pemerintah menanggulangi hal tersebut yaitu dengan menampung
hasil penangkapan belalang dari masyarakat untuk dijadikan pakan ternak,
sehingga mengurangi kekhawatiran petani akan penyebaran belalang ke wilayahnya.
B. PENDEKATAN
MASALAH
Penyuluhan
secara sistematis adalah suatu proses yang
1.
Membantu
petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke
depan
2.
Membantu
petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis
tersebut
3.
Meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu
menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani
4.
Membantu
petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan
masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka
mempunyai berbagai alternatif tindakan
5.
Membantu
petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal
6.
Meningkatkan
motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya
7.
Membantu
petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk
pendapat dan mengambil keputusan”( Van Den Ban et.al 2003).
Prinsip-prinsip penyuluhan lainnya,
mengacu pada minat dan kebutuhan masyarakat, organisasi masyarakat bawah,
keragaman dan perubahan budaya, kerjasama dan partisipatif masyarakat,
demokrasi dalam penerapan ilmu, belajar sambil bekerja, menggunakan metode yang
sesuai, pengembangan kepemimpinan, spesialisasi yang terlatih, memperhatikan
kelurga sebagai unit sosial dan dapat mewujudkan kepuasan (Dahana dan Bhatnagar
1980). Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Spesifik Lokal
(2001), terdapat beberapa prinsip-prinsip dalam penyuluhan partisipatif antara
lain yatiu: menolong diri sendiri, partisipasi, kemitrasejajaran/ egliter,
demokrasi, keterbukaan, desentralisasi, kemandirian/ keswadayaan,
akuntabilitas, menemukan sendiri dan spesifik lokasi, membangun pengetahuan dan
adanya kerjasama dan koordinasi tehadap pihak-pihak terkait. Penyuluhan
pertanian akan efektif apabila mengacu pada minat dan kebutuhan masyarakat.
Harus dikaji secara mendalam apa yang harus menjadi minat dan kebutuhan yang
dapat menyenangkan setiap individu maupun segenap masyarakat. Penyuluh
pertanian harus mengetahui kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi dengan
ketersediaan sumberdaya yang ada. Dengan demikin akan dapat diprioritaskan
minat serta kebutuhan yang mana yang diutamakan dalam kegitan penyuluhan.
Penyuluh pertanian
harus mampu menumbuhkan cita-cita yang dilandasi untuk selalu berfikir kreaif
dan dinamis yang mengacu pada kegiatan-kegiatan yang ada dan dapat ditemui di
lapangan atau harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Petani
mempunyai harapan dari cara agen penyuluhan membantunya, tetapi atasan dari
agen penyuluhan itu juga mengharapkan peranannya. Dengan demikian, posisi agen
penyuluhan berada ditengah-tengah dan akan mengalami kesulutan jika terjadi
pertentangan antara dua kelompok ini. Beberapa studi menunjukkan bahwa agen
penyuluhan di negara industri maju lebih memperhatikan pendapat petani daripda
atasannya mengenai pekerjaan penyuluhan karena mereka bekerja dengan petani
setiap harinya. Mosher mengusulkan 6 kateori peranan penyuluh pertanian, yaitu:
1.
Pengisi kehampaan pedesaan
Menurut
teori tersebut penyuluh pertanian adalah seseorang ysng hidup dikalangan
petani, mengenal dengan akrab kegiatan-kegiatan mereka dan masalah-masalah yang
mereka hadapi dalam memajukan pertanian, kemudian membantu mereka melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan oleh mereka untuk memajukan pertanian.
2.
Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan
ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang telah modern. Mereka telah
menghasilkan produksi yang berorientasi pasar, akses pada input produksi dan
slalu merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang harga terjangkau mereka.
3.
Pelatih pengambilan keputusan
Peranan
ini membantu para petani agar dapat meningkatkan keterampilannya dalam
mengambil keputusan-keputusan tentang produksi, pemasaran dan infestasi dalam
usaha taninya.
4.
Rekan pemberi semangat
Menurut
Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat (encouragement).
Mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi mereka untuk
percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk
berhasil dalam percobaan tersebut.
5.
Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas
Pandangan
lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah mendukung rencana pemerintah
untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu.
Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk
membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah tersebut.
6.
Pelayan pemerintah
Penyuluh
sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah, sementara dipihak lain
sumberdaya manusia setempat yang diakses pada pendidikan lanjutan atau tinggi
juga terbatas, menyebabkan pemerintah menuntut penyuluh untuk menjalankan
beragam tugas diluar peranan mereka yang seharusnya.
C. PEMECAHAN
MASALAH
Pelaksanaan penyuluhan pertanian
dilakukan harus sesuai dengan program penyuluhan pertanian. Program penyuluhan
pertanian dimaksudkan untuk memberikan arahan, pedoman, dan sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, Program
penyuluhan pertanian terdiri dari program penyuluhan pertanian desa, program
penyuluhan pertanian kecamatan, program penyuluhan pertanian kabupaten/kota,
program penyuluhan pertanian propinsi dan program penyuluhan pertanian nasional
(Undang-undang No 16 Tahun 2006). Secara umum pada pasal 22 ayat (1) dan (2)
Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang SP3K menyatakan; (1) program penyuluhan
pertanian disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan pertanian yang
mencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya untuk memfasilitasi
kegiatan penyuluhan pertanian dan ayat (2) ; Program penyuluhan pertanian
sebagaimana dimaksud ayat (1) harus terukur, realistis, demokratis, dan
bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya penyuluh pertanian dilakukan dengan
menggunakan pendekatan partisipatif dan melalui mekanisme kerja dan metode yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani dan pelaku usaha
pertanian.
Pada prinsipnya materi penyuluhan
pertanian harus dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan petani dan pelaku
usaha pertanian lainya dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya pertanian, Menurut Undang-undang No 16 Tahun 2006 tentang SP3K
pada pasal 26, tentang materi penyuluhan pertanian harus:
1.
Meteri penyuluhan pertanian yang
akan disampaikan kepada petani dan pelaku usaha pertanian lainya harus
diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan
pertanian.
2.
Verifikasi materi penyuluhan
pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kerugian sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
3.
Meteri penyuluhan pertanian yang
belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada petani dan pelaku usaha
pertanian lainya.
Fase verifikasi dan implementasi
merupakan tahap terakhir dimana lembaga pembinaan masyarakat
beserta aparatnya memikul tanggung jawab terbesar dalam sosialisasi dan model
penerapannya. Dalam melaksanakan profesi penyuluhan pertanian, para penyuluh
dapat memberikan suatu materi yang dapat mendorong peningkatan produktifitas
dan efesiensi para petani, penciptaan teknologi dan pengembangan infrastruktur
(fisik dan kelembagaan), untuk itu perlu adanya partisipasi petani dan semua
pihak untuk meningkatkan produktifitas. Penyuluh lapangan sebagai ujung tombak
pemberdayaan memegang posisi kunci dalam menghimpun, merangkum, menyaring
dan menganalisis situasi sosial teknis petani setempat. Pada saat yang
sama lembaga-lembaga sektor merancang model dan kegiatan pemberdayaan dengan
input dari seluruh stakeholder. Fase ini juga memberikan kesempatan
untuk menggali lebih dalam peluang pemanfaatan entry-point dalam
memperlancar proses pemberdayaan (Suradisastra 2008).
Syahyuti (2006), mengemukakan
partisipasi diperlukan untuk menjamin keberlanjutan pembangunan, karena
pembangunan berkelanjutan sangat tergantung pada proses sosial. Mengacu pada
tiga aspek masyarakat yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan harus
diintegrasikan di mana individu dan lembaga saling berperan agar terjadi suatu
perubahan, partisipasi telah diterima sebagai alat yang esensial. Partisipasi
juga dapat diartikan sebagai keikutsertaan dalam sesuatu yang ditawarkan, dalam
hal ini tindakan petani untuk berpartisipasi yang tidak lepas dari kemampuan
diri serta perhitungan untung rugi. Dalam keadaan sewajarnya, petani tidak akan
melakukan hal-hal di luar kemampuannya atau yang merugikan dirinya, kemampuan
petani berkaitan dengan situasi lingkungan serta keadaan yang melekat pada
dirinya (Warsito 1977). Oleh karena itu kemampuan dan kemauan petani mengadopsi
teknologi budi daya anjuran merupakan syarat mutlak tercapainya upaya
pengembangan pertanian di suatu daerah. Beberapa komponen pokok yang perlu
mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan pertanian adalah pemerintah,
organisasi non pemerintah, sektor swasta dan petani. Pemerintah berperan
sebagai perencana sekaligus pelaksana. Peran organisasi non pemerintah (LSM)
tidak kalah pentingnya dalam kontek mikrospesifik lokasi. Peran swasta
sangat strategis terutama dalam penyediaan barang, jasa, modal dan
pemasaran. Peran petani adalah sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai
penerima manfaat (Supandi 2008).
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan mulia penyuluhan pertanian
sebagai upaya membantu masyarakat agar mereka dapat membantu dirinya
sendiri dan meningkatkan harkatnya sebagai manusia tidak dapat tercapai apabila
hanya dilakukan sepihak karena prinsip penyuluhan pertanian adalah
bekerja bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran. Pelaksanaan penyuluhan
pertanian dilakukan harus sesuai dengan program penyuluhan pertanian untuk
memberikan arahan, pedoman, dan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan.
Kegiatan penyuluhan pertanian akan dihadapkan pada kamampuan untuk mengolah
tantangan, peluang, masalah dan kendala pada proses desiminasi teknologi yang
disampaikan. Kesatuan arah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang terintergarasi
dengan baik antara penyuluh pertanian, pelaku usaha dan lembaga pendukung
penyuluhan akan mampu memberikan perbaikan-perbaikan mendasar ekonomi petani
menuju terciptanya kesejahteraan keluarga petani.
B. SARAN
Agar
semua lapisan masyarakat sama-sama bersinergi bahu-membahu dalam terwujudnya
pertanian yang mampu mensejahterakan.
DAFATAR
PUSTAKA
Anonym,
2010. Peranan penyuuhan dalam pembangunan
Pertanian Sebagai Upaya
Meningkatkan Kesejahteraan Petani. http:// ayyayy.wordpress.
Diakses pada 6 Juni 2013.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut