Metoda dan Teknik Penyuluhan Pertanian
Kelompok
5
Anggota:
Nining
Rahayu H0712138
Riska Anggraini Saputri
H0712158
Rudiyanto H0712163
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Penyuluhan pertanian
memiliki kegiatan tertentu agar tujuan yang diinginkan seperti
perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan para petani di
pedesaan dapat tercapai. Tugas tersebut dapat dilaksanakan oleh seorang
penyuluh karena setiap penyuluh pertanian mempunyai tanggung jawab untuk
mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku masyarakat sasaran agar
tahu, mau, dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perbaikan mutu
hidupnya. Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluhan pertanian
sangatlah beragam. Baik beragam mengenai karakteristik individunya, beragam
lingkungan fisik dan sosialnya, dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya,
motivasi serta tujuan-tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, tepatlah jika
Kang dan Song (1984) menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun metode yang selalu
efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian. Bahkan
menurutnya, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan pertanian harus
dilaksanakan dengan menerapkan beragam metode sekaligus yang saling menunjang
dan melengkapi. Setiap kegiatan dalam penyuluhan pertanian harus dilaksanakan
secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena
itu memerlukan metode atau cara-cara yang dapat digunakan, yang harus bersifat
mendidik, membimbing, dan menerapkan, sehingga para petani dapat menolong
dirinya sendiri (self help), mengubah
memperbaiki tingkat pemikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan
hidupnya. Sedangkan metoda itu sendiri adalah cara penyuluh untuk mendekatkan
dirinya dengan masyarakat sasaran.
Pengalaman penelitiaan di negara-negara
berkembang menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara tahapan adopsi
seseorang dengan pendekatan yang harus dilakukan, karena ada perbedaan kecepatan
seseorang dalam mempelajari sesuatu. Sekelompok orang mungkin telah sampai pada
tahap mencoba sesuatu hal ynag baru sehingga mereka ingin mempraktikkannya. Tetapi
di lain pihak bisa terjadi, hanya sampai pada tahap menyadari dan atau berniat.
Dengan demikian, melihat kasus ini, penggunaan kombinasi berbagai metode
penyluhan akan lebih efektif. Maka dalam hal ini-lah
diperlukannya sebuah pembelajaran suatu metode dan teknik pertanian yang benar sehingga
dapat menunjang keberhasilan suatu penyerapan informasi yang bisa di adopsi
oleh masyarakat petani dan para anggota stakeholder lainnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
cara merancang suatu metode dan teknik yang paling efisien diterapkan untuk
suatu masyarakat sekitar?
2. Bagaimana
cara memahami pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang tepat dalam
memperhatikan karakteristik daerah?
C. TUJUAN
1. Agar penyuluh pertanian dapat
menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil
guna,
2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang
dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan
perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasil-guna.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASALAH-MASALAH
DALAM METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
Kemampuan seseorang untukmempelajari sesuatu
berbeda-beda demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan
dankesempatan, sehingga perlu ditetapkan suatu metode
penyuluhan pertanian yang berhasil guna dan berdaya guna. Untuk
penerapan dari metodedan teknik penyuluhan pertanian dengan
mengamati terlebih dahulu dasar pertimbangan pemilihan
metode dan teknik penyuluhan pertanian yang terdiri :
1. Sasaran
a. Yang perlu
diperhatikan tingkat pengetahuan sasaran, ketrampilan dan
sikap sasaran.
b. Kondisi sosial
budaya sasaran penyuluhan.
c. Banyaknya
sasaran yang dicapai.
2. Sumberdaya
penyuluhan
Yang perlu dipertimbangan untuk sumberdaya penyuluhan
pertanian ini:
a. Kemampuan
penyuluh yangmeliputi pengusaan ilmu dan ketrampilan
serta sikap yang dimiliki.
b. Materi
penyuluhan yang akan disampaikan.
c. Ketersediaan
sarana dan biaya penyuluhan
3. Keadaan Daerah
a. Musim dan iklim
b. Keadaan
usahatani
c. Keadaan
lapangan
4. Kebijaksanan
Pembangunan Pertanian
a. Yang berasal
dari pemerintah pusat dan daerah
b. Yang
berasal dari masyarakat petani
B. PENDEKATAN
MASALAH
Dengan pencanangan Revitalisasi
Pertanian, Perikanan dan Kehutananpada tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI,
menyebabkan terjadinya perubahanpengertian penyuluhan pertanian. Menurut
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelakuusaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber dayalainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalampelestarian fungsi lingkungan hidup.Metode
penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian
materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya
baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu
menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian
dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat oleh sumber atau
penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan
cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan.
Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses
belajar mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di
dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam
penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5%
melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar
dan 83% melalui indera penglihat. Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan
mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara
bertahap melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai
sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh penyuluh.
2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai
oleh keinginan untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Tahap menilai yaitu penilaian
terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya
secara lebih lengkap.
4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana
sasaran mulai mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya,
sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
5. Tahap menerapkan yaitu sasaran
dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah
dilakukan/diamati sendiri.
C. PEMECAHAN
MASALAH
Selanjutnya,
Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam metode penyuluhan
pertanian, meliputi:
1. Upaya Pengembangan untuk berpikir
kreatif:Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus
mampumenghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahanyang
dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untukmemanfaatkan setiap
potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaikimutu hidupnya.
2. Tempat yang paling baik adalah di
tempat kegiatan sasaran:Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi
nyata sesuaipermasalahan yang dihadapi.
3. Setiap individu terkait dengan
lingkungan sosialnya:Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa
keputusan-keputusan yangdiambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan
sosialnya.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan
sasaran:Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan
terciptanyaketerbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Metoda yang
diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap
dan pikiran) dan dengan suka hati melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan
mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya. Terjadinya perubahan ” context dan content ” pembangunan pertanian dalam era reformasi,
mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhan pertanian.
Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat ini tidak
hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan tapi
melibatkan pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis. Jadi, penyuluhan
pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat dan petani. Secara khusus, penerapan penyuluhan pertanian
dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana yang diamanatkan oleh UUNomor
22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, Pusat
Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian mengeluarkan kebijakan tentang
pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang bersifat partisipatif yaitu,pendidikan non-formal bagi petani
dan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip
kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraan kewenangan, dan tanggung
jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar mereka berkembang menjadi dinamis
dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan
sendiri.
Untuk dapat memilih serta menggunakan
metode dan teknik penyuluhan dengan baik, seorang penyuluh perlu memahami
filsafat pendidikan teori belajar/pembelajaran dan strategi pembelajaran.
Filsafat pendidikan yang dipakai dalam penyuluhan antara lain Idealisme,
Pragmatisme dan Realisme. Seorang penyuluh juga diharapkan dapat memahami
keadaan situasi dan kondisi sasaran yang akan diberikan penyuluhan yang
mencakup antara lain:
1. Memahami dan menguasai berbagai
macam metode dan teknik penyuluhan sesuai landasan filosofis dan landasan
psikologisnya.
2. Menganalisis dan mengevaluasi metode
dan teknik penyuluhan yang sedang dikembangkan.
3. Menerapkan metode dan teknik
penyuluhan yang relevan dengan kondisi sosial dan kultur sasaran serta
berorientasi agribisnis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah
satu faktor yang melekat pada diri seorang penyuluh. Dalam komunikasi verbal
diperlukan keterampilan berbicara dan menulis, mendengarkan dan membaca, dan
berpikir serta bernalar. Komunikator yang berbicara dengan baik akan sangat
menarik perhatian komunikan. Komunikator juga harus mampu menulis dan membaca
dengan baik, misalnya saat menyampaikan pesan dengan metode mengajar. Kemampuan
dalam berpikir dan bernalar juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki
seorang komunikator dalam penyampaian pesannya. Keterampilan berkomunikasi yang
dimiliki oleh seorang penyuluh sangat mempengaruhi penampilannya ketika sedang
mengadakan komunikasi. Metode dan teknik penyuluhan merupakan cara dan prosedur
yang dilakukan penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada sasaran agar terjadi
perubahan perilaku sesuai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pemilihan metode
dan teknik penyuluhan pertanian untuk mendorong terjadinya efek/perubahan
perilaku yang sebanyak-banyaknya dari sasaran, untuk meningkatkan komunikasi
dan mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan daya anut sasaran serta
untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian sasaran penyuluh.
B. SARAN
Diperlukannya seorang penyuluh yang
kreatif dan inovatif dalam memegang tanggung jawabnya sebagai penyuluh, agar
sasaran mau berubah pemikirannya, cara hidupnya dan mengadopsi inovasi untuk
perbakian hidup yang lebih baik dan sejahtera. Untuk itu penyuluh harus
mempunyai jiwa-jiwa pantang menyerah, kreatif, semangat, bersifat mengajak
bukan menggurui, ramah, dan memahami betul karakteristik suatu budaya yang akan
disuluhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011. Pengertian, Tujuan dan Prinsip Metode Penyuluhan Pertanian. http://www. http://penyuluhpi.blogspot.com.
Diakses pada 6 Juni 2013.
Burhanuddin.
2012. Metode dan Teknik Penyuluhan. http://www. http://burhand182.wordpress.com.
Diakses pada 6 Juni 2013.
Komentar
Posting Komentar