Latar Belakang
Perusahaan profit dan
perusahaan non profit memiliki perbedaan dalam penerapan manajemen strategi, yaitu pada
organisasi profit berorientasi pada nilai
dan organisasi non profit berorientasi pada tujuan. Nilai-nilai
yang mendasari organisasi profit (perseroan) adalah falsafah yang berisi
nilai-nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis sejenis, melalui
pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan strategik.
Tujuan (organisasi profit) tersebut adalah untuk mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih
laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedang organisasi non profit
didasari falsafah nilai-nilai pengabdian dan kemanusiaan.
Tujuannya untuk mencapai kesejahteraan bersama dalam masyarakat (Nawawi 2003).
Berkaitan dengan nilai dalam organisasi non profit, Moore (2000) secara khusus
membahas bagaimana seharusnya organisasi nonprofit mengelola nilai, dengan cara
memandang: (a) nilai lebih dianggap sebagai pencapaian misi daripada sekedar
kinerja keuangan, (b) lingkungan sebagai sumber dukungan dan legitimasi, (c)
membangun legitimasi dan dukungan sebagai tujuan dan sarana. Masih menurut
Moore bahwa nilai bagi organisasi profit mengarah dan didukung oleh kinerja
keuangan dan daya tahan organisasi. Sedangkan bagi organisasi nonprofit mengarah
kepada dukungan, legitimasi dan kapasitas operasional.
Modal sangat diperlukan
keberadaannya untuk menggerakkan kinerja perusahaan, dimana perusahaan yang
masih belum bisa menyediakan modal secara mandiri atau masih membutuhkan
pinjaman modal dari investor mutlak diperlukan. Negoisasi dengan pelaku
investor memiliki karakteristik khusus tergantung jenis perusahaan yang
dijalankan. Untuk itulah pembuatan makalah ini bertujuan menganalisis perbedaan
manajamen strategi pada perusahaan profit dengan perusahaan non-profit,
sehingga kita mempunyai bekal gambaran untuk melakukan negoisasi dengan
mengetahui karakteristik jenis perusahaan yang kita tempati.
PEMBAHASAN
1.
LSM
Tidak
seperti di negeri-negeri demokratis pada umumnya, gerakan sosial di Indonesia
relatif terlambat berkembang. Penduduk yang berjumlah 210 juta jiwa adalah
dermawan-dermawan potensial, betapa pun bentuk dan nilainya. Potensi itu
diperkuat oleh ketersediaan kerangka referensi umum berupa nilai-nilai,
norma-norma, sikap, dan kepercayaan (agamis, suka menolong atau tolong menolong
dan ramah-tamah) yang sering diasumsikan melekat pada bangunan sosial di
Indonesia. Tindakan sosial sukarela yang terlembaga itu tidak hanya potensial
di dayagunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan kemanusiaan yang
sedang terjadi, tetapi juga membangun kemandirian dan otentitas identitas diri
sebagai sebuah bangsa. Apabila lembaga-lembaga perantara berhasil mengembangkan
cara-cara alternatif yang lebih aktual dan agenda-agenda sukarela berhasil
dikembangkan secara terkoordinasi, dana sosial yang akan dihasilkan dari
sumber-sumber domestik akan jauh dari memadai untuk menangani masalah-masalah
sosial dan kemanusiaan yang terjadi di tanah air.
Ketika desentralisasi diterapkan
pertama kali di Indonesia pada tanggal 1 Januari 2001, setiap daerah diberi
wewenang untuk mengelola keuangannya dan menyusun anggaran tahunannya sendiri,
dengan demikian secara umum salah satu tugas
penting LSM adalah mendapatkan informasi terbaru tentang bagaimana cara
pemerintah bekerja di masing-masing daerah, hal ini masih tetap menjadi aspek
penting jika LSM ingin bekerja dengan pemerintah.
Langkah-langkah
lain yang harus ditempuh agar pemerintah mendukung suatu proyek, termasuk
mencari tahu bagaimana caranya agar LSM dapat diundang untuk mengikuti tender suatu proyek. Mempelajari prioritas dana serta
fokus terbaru program daerah juga merupakan salah
satu hal penting. Rony Rimanto Hari, Kepala Pengkajian Informasi BPS, menyarankan
agar LSM membangun jaringan dengan pegawai pemerintah setempat dan menyediakan
brosur atau profil lembaga tentang program yang ditangani dan organisasinya
sendiri. Hal ini menyakinkan pemerintah tentang pekerjaan yang dilakukan LSM,
sehingga meningkatkan kesempatan untuk diundang berpartisipasi dalam proses
tender. LSM juga harus mencari tahu jika ada program khusus yang ditengarai
sebagai program kemitraan antara pemerintah dan LSM. LSM harus menyadari bahwa
setiap daerah sangat berbeda, dan mungkin beberapa daerah mempunyai kebijakan
yang lebih terbuka dibandingkan dengan daerah-daerah, lain. LSM yang bijaksana
juga harus mencari tahu jika ada prosedur khusus untuk mengikuti tender
pemerintah. Berapa pengeluaran umum, dan biaya administrasi yang diperbolehkan,
serta proposal dan format anggaran yang
dihendaki?
Jika
proposal sudah diterima, LSM harus menyadari bahwa prosedur pemerintah mungkin
berbeda dengan prosedur mereka sendiri. LSM mungkin harus menyediakan banyak
waktu untuk melakukan pendekatan dan mempresentasikan program-program sebelum
diterima. Ketika proses tender dibuka, mereka harus bersaing dengan LSM lain
untuk medapatkan kontrak. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa
prosedur birokratis pemerintah sangat membatasi dan memakan waktu, dan
kesalahan perancangan program mungkin tidak bisa dinegosiasikan.
2.
Perusahaan Perseroan
Perusahaan memiliki
lima metode utama untuk mendapatkan modal :
1. Penerbitan
Obligasi.
Obligasi adalah perjanjian tertulis untuk membayar kembali sejumlah uang
tertentu pada tanggal tertentu atau tanggal di masa mendatang. Untuk sementara,
pemegang obligasi menerima pembayaran bunga tetap pada tanggal tertentu.
Pemegang obligasi dapat menjual kepada orang lain sebelum mereka jatuh tempo.
Perusahaan
mendapatkan keuntungan dengan menerbitkan obligasi karena suku bunga yang
mereka bayarkan kepada investor umumnya lebih rendah dari tarif untuk sebagian
jenis pinjaman dan karena bunga yang dibayar atas obligasi dianggap sebagai
biaya pengurangan pajak bisnis. Namun perusahaan harus tetap melakukan
pembayaran bunga bahkan ketika mereka tidak menunjukkan keuntungan. Jika
investor meragukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang bunga, mereka
juga akan menolak untuk membeli obligasi atau akan menuntut bunga yang lebih
tinggi untuk mengimbangi peningkatan risiko mereka. Untuk alasan ini,
perusahaan yang lebih kecil jarang dapat meningkatkan modal yang banyak dengan
menerbitkan obligasi.
2. Penerbitan
Saham
Prefered. Sebuah perusahaan dapat memilih untuk mengeluarkan saham
pilihan demi meningkatkan modal. Jika keuntungan yang didapat sangat terbatas,
pemilik akan membayar dividen pemilik saham pilihan setelah pemegang obligasi
menerima pembayaran bunga tapi sebelum dividen pemilik saham biasa dibayarkan.
3. Menjual Saham Biasa.
Jika sebuah perusahaan dalam kondisi keuangan yang baik, mereka dapat
meningkatkan modal dengan menerbitkan saham biasa. Biasanya bank investasi
membantu perusahaan dalam menerbitkan saham, mereka setuju untuk membeli saham
baru yang diterbitkan dengan harga yang disepakati jika masyarakat menolak
untuk membeli saham pada harga minimum tertentu. Meskipun pemegang saham biasa
memiliki hak eksklusif untuk memilih barisan direksi korporasi, mereka
memiliki peringkat di belakang pemegang obligasi dan saham preferen ketika saat
pembagian keuntungan
Investor umumnya tertarik dengan
saham melalui dua cara. Beberapa perusahaan membayar dividen yang besar, menawarkan
investor sejumlah penghasilan tetap. Tetapi yang lain membayar dividen lebih
sedikit atau tidak ada sama sekali, berharap bukan untuk menarik pemegang saham
dengan
meningkatkan profitabilitas perusahaan tetapi lebih ke nilai saham itu sendiri. Secara umum, nilai saham meningkat karena investor mengharapkan pendapatan perusahaan meningkat. Perusahaan yang harga sahamnya naik secara substansial sering memecah saham, membayar setiap pemegang saham, katakanlah satu saham tambahan untuk setiap saham yang dimiliki. Ini tidak mengangkat semua modal untuk perusahaan, tapi itu membuat lebih mudah bagi pemegang saham untuk menjual saham di pasar terbuka. Dalam hitungan dua untuk satu, misalnya, harga saham awal dipotong setengah, lebih menarik investor.
4.
Pinjaman. Perusahaan juga dapat meningkatkan modal jangka pendek yang
biasanya untuk membiayai persediaan dengan mendapatkan pinjaman dari bank atau pemberi pinjaman
lain.
5. Menggunakan keuntungan.
Sebagaimana dicatat, perusahaan juga dapat membiayai operasional dengan
mempertahankan pendapatan mereka. Strategi mengenai menahan laba cukup
bervariasi. Beberapa perusahaan terutama listrik, gas dan utilitas lain
membayar maksimal dari keuntungan mereka sebagai dividen kepada pemegang saham
mereka. Lainnya mendistribusikan 50 persen dari laba kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen, menjaga sisanya untuk membayar operasi dan ekspansi.
Perusahaan lainnya, seringkali yang lebih kecil, memilih untuk menginvestasikan
kembali sebagian besar atau seluruh laba bersih mereka kedalam penelitian dan
pengembangan produk, berharap untuk menghargai investor dengan cepat
meningkatkan nilai saham mereka.
Anonim. 2012. 5 Metode Umum Yang Digunakan Perusahaan Dalam Mencari Modall. http://www.permatabank.net. diakses pada 3 Juni 2014.
Admin KeuLSM. 2013.
Konsep dan Permasalahan dari Filantropi di Indonesia. http://keuanganlsm.com diakses pada 3 Juni 2014.
Wijayati, Dewie Tri.
2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Manajemen Strategik pada Organisasi
Non Profit (Studi Manajemen
Strategik pada Dinas Propinsi Jawa Timur). JURNAL
MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 24- 32. http://puslit2.petra.ac.id diakses pada 1 Juni 2014.
Nama saya Dewi Rumapea, saya dari Indonesia, tolong dengarkan, beberapa pemberi pinjaman di sini tidak bersedia untuk membantu Anda, semua yang mereka inginkan adalah untuk merobek Anda uang Anda sulit diperoleh. Suami saya dan saya, mencari pinjaman dari kreditur yang berbeda online tapi pada akhirnya, kami ditipu dan merobek uang kita tanpa mendapatkan pinjaman kami dari perusahaan-perusahaan pinjaman yang berbeda secara.
BalasHapusKami bahkan meminjam uang untuk membayar pemberi pinjaman ini online tapi pada akhirnya, kita punya apa-apa.
Suami saya dan saya berada di utang, dan kami tidak punya satu untuk lari ke bantuan, bisnis keluarga kami hancur dan kami di mana tidak bisa mendapatkan uang untuk memenuhi biaya sehari-hari sampai kami diperkenalkan kepada Ibu Glory yang membantu kami dengan menawarkan kita jumlah pinjaman tanpa jaminan dari 500 juta tanpa agunan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana untuk mencapai Ibu. Glory atau mengikuti prosedur pinjamannya, hubungi saya melalui email saya: dewiputeri9@gmail.com
Atau Anda dapat mengirim email ke Ibu Glory ke: gloryloanfirm@gmail.com
Saya sangat bersyukur kepada Nyonya Iskandar Lestari karena telah memberi saya pinjaman sebesar Rp700.000.000,00 saya telah berhutang selama bertahun-tahun sehingga saya mencari pinjaman dengan nilai kredit nol Semua menolak saya karena rasio kredit saya yang tinggi dan rendahnya kredit Sejarah ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM di salah satu blog saya menghubungi Ny Iskandar Lestari melalui konsultan kredit via email: iskandalestari.kreditpersatuan @ Gmail.com dengan keyakinan bahwa pinjaman saya diberikan pada AWAL 2017 dan semoga ini datang jauh-jauh. Usaha bisnis yang patut ditiru, saya tidak dapat mempertahankan ini untuk diri saya jadi saya harus memulai dengan membagikan kesaksian perubahan hidup ini yang bisa Anda hubungi Ibu Iskandar.
BalasHapusMelalui email: iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com atau melalui dia
BBM INVITE: {D8980E0B}