Langsung ke konten utama

Pendahuluan Perlindungan Tanaman

Perlindungan Tanaman meliputi segala kegiatan perlindungan terhadap kerusakan pertanaman mulai dari tanam sampai diterima konsumen.Perlindungan tanaman bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekonomi yang optimal dengan kerusakan lingkungan yang minimal. Negara maju yang telah melaksanakan perlindungan tanaman secara intensif masih kehilangan panen sampai10%, sedang negara berkembang masih kehilangan paenen sampai 60%, dalam kejadian insidental lokal atau regional negara berkembang dapat mengalami kehilangan panen sampai 100%.
Daya produksi suatu pertanaman terletak antara dua batas teoritik: yaitu daya produksi yang primitif dan daya produksi maksimum, diantara keduanya terdapat daya produksi ekonomi.

Gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah kepada pengurangan kuantitas atau kualitas dari hasil yang diharapkan. Kerusakan adalah setiap pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat gangguan.
Penilaian ekonomi untuk pengurangan kuantitas atau kualitas tergantung pada situasi pertanaman dan pasar. Ditinjau dari segi ekonomi, kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kualitas maupun kuantitasnya, misal: bunga tulipa yang warna mahkotanya belang-belang karena serangan virus, meskipun mengalami proses fisologi yang tidak normal tetapi harganya lebih mahal daripada bunga normal.

Luka karena penyebab mekanik bukanlah penyakit, akan tetapi merupakan kerusakan karena sifatnya yang tidak berkesinambungan, misal daun berlubang karena dimakan serangga atau dimakan ternak. Penyakit pada tanaman menimbulkan efek yang berlangsung bersinambungan.
Kerugian adalah istilah umum yang biasanya dipakai untuk akibat sosial ekonomi. Dengan kerugian, pertama orang akan berpikir ke arah kerugian uang yang diderita produsen. Sebagian kerugian ini akan ditanggung oleh konsumen dengan membayar harga yang lebih tinggi untuk hasil panen yang kadang-kadang lebih jelek.

Yang sukar diukur akan tetapi tidak kalah pentingnya adalah kerugian karena rusaknya lngkungan yang jsutru sebagai akibat perlindungan tanaman.

daftar pustaka:
Triharso. 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogya: UGM PRESS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Perhitungan Nilai Erosi

Contoh soal: Dari hasil penelitian di suatu daerah penelitian, diketahui bahwa daerah penelitian tersebut terbagi menjadi 3 satuan peta lahan (SPL) dengan sifat-sifat   sbb: Sifat tanah SPL 1 SPL 2 SPL 3 Pasir (%) 35 40 45 Pasir sgt halus(%) 15 20 20 Debu (%) 40 30 25 Lempung (%) 10 10 10 BO (%) 5 (rendah) 6 (rendah) 4 (rendah) Permeabilitas (cm/jam) 35 (kode 1) 10 (kode 3) 20 (kode 2) Struktur Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Granuler halus (kode 2) Panjang Lereng rata-rata (m) 20 18 17 Kemiringan Lereng rata-rata(%) 24 13 15 Penggunaan lahan Pinus Kentang

Laporan Praktikum Konservasi Tanah dan Air

HALAMAN PENGESAHAN             Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini telah diselesaikan dan disahkan Disusun Oleh: NINING RAHAYU    H0 7121 38 KELOMPOK 10 Konservasi Tanah dan Air AT-5B Telah dinyatakan memenuhi syarat dan disahkan Pada tangga l : ___________________ Menyetujui,      Dosen Pembimbing           Dr. Ir. Jaka Suyana, M.Si.          NIP. 196408121988031002 Co -Assisten Arwa Farida L NIM H 0711018 KATA PENGANTAR Puji syukur pen yusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun. Laporan praktikum Konservasi Tanah dan Air ini dibuat bertujuan untuk melengkapi nilai mata kuliah Konservasi Tanah dan Air, serta untuk menambah pengetahuan tentang Konservasi Tanah dan Air. Dalam penyusunan laporan

Laporan Praktikum Kultur Jaringan

                                                                            ACARA I STERILISASI ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PEMBUATAN MEDIA A.     Pendahuluan 1.       Latar Belakang             Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian tanaman (protplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan mengandung dua prinsip yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Penggunaan bahan totipotensi saja tidak cukup mendukung keberhasilan kegiatan dalam kultur jaringan, keadaan media tanam, lingkungan tumbuh (kelembaban, temperatur dan cahaya) serta sterilitas mutlak harus terjamin.              Salah satu pembatas dalam keberhasilan kultur jaringan adal