Perlengkapan
dan Pendekatan Penyuluhan Pertanian
Kelompok
5
Anggota:
Nining
Rahayu H0712138
Riska Anggraini Saputri
H0712158
Rudiyanto H0712163
Fakultas
Pertanian
Universitas
Sebelas Maret Surakarta
2013
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Salah satu tugas
penyuluh pertanian ialah, menyampaikan, memberikan bimbingan / petunjuk tentang
informasi pertanian atau alternatif-alternatif usahatani yang menguntungkan
kepada kelompok-kelompok tani (dewasa, kelompok wanita tani dan pemuda tani)
yang dibinanya. Tugas tersebut tidaklah ringan, karena seorang penyuluh
pertanian harus menghadapi petani-petani dengan latar belakang sifat,
adat-istiadat dan tradisi yang berbeda satu sama lain. Kesan dalam pertemuan
pertama kadang- kadang sangat menentukan keberhasilan tugas selanjutnya sebagai
penyuiuh pertanian. Karena itu seorang penyuiuh pertanian dituntut untuk
memiliki kepribadian yang mampu membawa dirinya menjadi orang yang diakui dan
dipercaya oleh petani yang dibimbingnya.
Sebagai suatu
sistem pendidikan non-formal, yaitu suatu sistem pendidikan
terprogram di luar sekollah, kegiatan penyuluhan mutlak memerlukan
perencanaan yang jelas mengenai program pendidikan yang akan
dilaksanakan. Tentang hal ini, dalam setiap melaksanakan kegiatan
penyuluhan, seorang penyuluh tidak hanya cukup menetapkan
topik materi penyuluhan dan merancang metoda yang akan
diterapkan. Tetapi, yang tidak boleh dilupakaan adalah persiapan tentang
perlengkapan penyuluhan. Di dalam penyuluhan, perlengkapan penyuluhan sangat
penting untuk: membantu kelancaran pelaksanaan penyuluhan maupun
untuk memperjelas materi yang disampaikan agar mudah diingat
dipahami oleh masyarakat penerima manfaatnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
cara melakukan pendekatan agar timbul kepercayaan di hati petani?
2. Perlengkapan
yang seperti apa yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan penyuluhan
pertanian?
C. TUJUAN
Dengan
pengetahuan yang memadai mengenai metode perlengkapan dan pendekatan penyuluhan
diharapkan dapat meningkatkan presentase keberhasilan suatu penyuluhan agar
diadopsi oleh para petani.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASALAH-MASALAH
DALAM METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
Pada setiap kegiatan kunjungan, penyuiuh pertanian bertugas
mengunjungi kelompok- kelompoktani (dewasa, wanita tani) di wilayah kerjanya.
Kunjungan tersebut diselenggarakan melalui kunjungan rumah atau kunjungan
hamparan lahan usahatani anggota kelompok terutama di lahan usaha tani yang ada
kaitannya dengan masalah yang akan dibahas atau yang akan disuluhkan dan juga
bantuan pemecahan masalah. Topik atau metode penyuluhan pada saat kunjungan
haruslah jelas dan aktual terutama ditujukan untuk pemecahan masalah usaha tani
yang pada saat itu sedang dihadapi. Seorang penyuluh pertanian harus mampu
menumbuhkan, memelihara dan mempertahankan kegairahan petani, agar dalam setiap
kegiatan yang diselenggarakan mereka dapat berperan aktif. Dengan demikian
seorang penyuiuh, sekaligus dapat dengan mudah memperoleh umpan balik (feed back) dari pada petani, guna
penyempurnaan kegiatan selanjutnya. Supaya pada setiap kegiatan kunjungan
seorang penyuluh selalu dalam keadaan siap mengikuti, baik pengetahuan maupun
keterampilan mereka harus mengikuti latihan yang diselenggarakan oleh aparatur
Diklat, atau BP4K dan WKBP3K.
B. PENDEKATAN
MASALAH
Demi
keberhasilan tugas menyelenggarakan kegiatan penyuluhan pertanian, para
penyuiuh harus mampu melaksanakan secara teratur dan berkesinambungan
mengunjungi petani. Dalam kunjungan itu penyuluh: 1). Menyesuaikan sikapnya
dengan perkembangan petani yang dibimbingnya; 2). Menyadari kenyataan bahwa
petani itu adalah orang dewasa yang mempunyai pengalaman-pengalaman dalam
hidupnya (bukan orang bodoh); 3). Mampu menyesuikan kegiatannya dengan waktu
senggang petani; 4). Meyakini bahwa teknologi yang akan diajarkannya benar-
benar merupakan teknologi terapan yang secara sosial dapat diterima, secara
teknis memungkinkan dan ekonomis menguntungkan; 5). Mendorong dan memberikan
kesempatan bagi petani untuk mencoba menerapkan teknologi yang diajarkan.
Satu hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan alat-peraga di dalam pelaksanaan
penyuluhan adalah, pemilihan alat peraga yang paling efektif
dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku penerima manfaat, yang
diinginkan penyuluhnya. Pengetahuan seperti ini sangat penting, karena:
1)
Tidak
semua alat peraga selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluhnya
pada sembarang tempat dan waktu.
2)
Alat
peraga yang mahal tidak selalu merupakan jaminan sebagai alat
peraga yang efektif untuk tujuan perubahan
perilaku tertentu.
3)
Untuk
tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia
banyak alternatif alat peraga yang dapat digunakan,
tetapi dengan tingkat efektivitas dan tingkat kemahalan yang
berbeda.
C. PEMECAHAN
MASALAH
Alat bantu penyuluhaan adalah
alat-alat atau perlengkapan penyu-luhan yang diperlukan oleh
seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan
penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini diperlukan,
untuk mempermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan
penyuluhan, baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan atau menerangkan
inovasi yang disuluhkan. Tentang hal ini, Mardikanto (1985) mengemkakan beragam
alat-bantu penyuluhan yang diperlukan setiap penyuluh:
1. Kurikulum
Kurikulum
sebenarnya merupakan pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan
yang memuat (Mardikanto, 1984), kurikulum akan sangat
membantu penyuluh dalam dalam merancang/merencanakan dan melaksanakan
kegiatan penyuluhannya.
2. Lembar-lembar persiapan penyuluhan
Berisikan
pokok-pokok kegiatan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhannya
berlangsung.
3. Papan tulis atau papan penempel
Pada
setiap kegiatan penyuluhan, apalagi jika dilakukan di dalam
ruangan, seringkali penyuluh memerlukan papan tulis atau papan
penempel untuk mejelaskan materi yang disuluhkan. Sedang jika
penyuluhan dilakukan di lapangan, diperlukan
papan penempel dengan ukuran yang relatif kecil dan mudah dilipat.
4. Alat tulis
Setiap
penyuluh sangat memerlukan alat tulis, baik untuk
menulis maupun menggambar, untuk mempermudah di dalam
menerangkan materi penyuluhan kepada penerima manfaatnya.
Dalam hal penggunaan alat tulis ini, disarankan agar
penyuluh mempersiapkan alat tulis dengan beragam warna (kapur
berwarna, pensil berwarna, ballpen berwarna, spidol, dll)
5. Perlengkapan ruangan
Untuk
membantu memperjelas kegiatan penyuluhannya, maupun untuk memberikan
suasana nyaman bagi penerima manfaatnya. Beragam alat bantu
dalam ruangan itu adalah:
a)
Pengeras
suara (berikut microphone dan amplifiernya), terutama jika penerima manfaat
cukup banyak. Jumlah microphone hendaknya disiapkan lebih dari satu, agar pada
saat penerima manfaat memberikan tanggapannya, dapat pula menggunakan pengeras
suara tersebut.
b)
Penata
cahaya, termasuk lampu (untuk menerangi ruangan) dan kain
gordijn berwarna hitam (untuk menggelapkan ruangan, jika digunakan
proyektor).
c)
Penata
udara, berupa kipas angin atau air conditioner (AC), terutama
jika ruangan yang digunakan relatif sempit dengan
ventilasi yang terbatas, dan penyuluhan dilaksanakan disiang hari
yang panas
6. Proyektor
Memproyeksikan
gambar-gambar, video dan tulisan-tulisan yang lebih menarik dalam
penyajiaannya. Di pihak lain, ketergantungan kepada alat-alat elektronik bisa
berakibat fatal, jika ternyata mengalami ganggan teknis di lapangan.
Untuk menunjang keberhasilan penyuluhan
pertanian, digunakan juga alat peraga, yang di dalam praktek, alat peraga
tidak selalu hanya merupakan sesuatu (benda, alat) yang dapat
"dilihat" atau diamati dengan mata, melainkan seringkali juga alat
atau benda yang dapat dilihat dan didengar. Menurut Ooy Sunarya (1978)
mengemukakan bahwa alat peraga penyuluhan sebenarnya tidak sekadar
berfungsi sebagai alat peraga atau penjelas, melainkan memiliki
fungsi yang beragam yaitu:
a)
Menarik
perhatian atau memusatkan perhatian penerima man-faat, sehingga lebih
mengkonsentrasikan diri untuk mengikuti jalannya penyuluhan yang
sedang dilaksanakan oleh penyuluh yang bersangkutan.
b)
Memperjelas
pengertian tentang segala sesuatu yang diuraikan atau
disampaikan penyuluh secara lisan, sehingga dapat menghindarkan
terjadinya salah pengertian yang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh
penyuluhnya. Ingin dijelaskan.
c)
Membuat
penyuluhan lebih efektif, karena penerima manfaat lebih cepat
menerima dan memahami segala sesuatu yang dimaksudkan penyuluhnya.
d)
Dengan
peragaan akan dapat menghemat
waktu yang diperlu-kan penyuluh untuk menjelaskan materi
yang ingin disampaikan/ dijelaskan.
e)
Memberikan
kesan yang lebih mendalam, sehingga penerima manfaat tidak mudah
melupakan kegiatan penyuluhan yang pernah diikutinya
Jelas
kiranya bahwa dalam menyelenggarakan penyuluhan pertanian, pertama-tama
penyuluh harus mengadakan hubungan / kontak dengan petani di wilayah kerjanya.
Hubungan yang telah dijalin ini harus tetap dipelihara dan ditingkatkan sampai
penyuluh yang bersangkutan memperoleh kepercayaan dari petani. Tetapi karena
banyaknya petani yang harus dibimbing sedangkan waktu yang tersedia terbatas,
seorang penyuluh pertanian tidak mungkin mengadakan pendekatan kepada petani
seorang demi seorang untuk memperoleh kepercayaan tersebut. Untuk itu dapat
ditempuh jalan dengan memanfaatkan potensi petani maju/tokoh masyarakat yang disegani
(berpengaruh) karena biasanya tindakan mereka selalu diakui, diterima serta
diakui oleh petani/ anggota masyarakat lainnya. Kepercayaan yang berhasil
ditumbuhkan penyuluh pada petani maju/tokoh masyarakat tersebut akan
menimbulkan pula kepercayaan dari petani /anggota masyarakat lainnya.
Jika penyuluh sudah dapat diterima oleh petani, ia harus tebih berhati-hati lagi mempertahankan hubungan baik yang telah dicapai. Hal-hal kecil/sepele misalnya bertamu tanpa melepas sepatu/sandal, cara duduk, cara berbicara dan sebagainya harus mencerminkan sikap dan kepribadian yang luhur tidak jarang hal-hal kecil tersebut dapat merusak hubungan yang telah terjalin baik. Penyuluh pertanian penting memperhatikan: 1). Kepercayaan petani tidak dengan tiba-tiba saja dapat diperoleh, melainkan harus dipupuk/sedikit demi sedikit. 2). Kepercayaan yang telah diperoleh dengan usaha yang memerlukan waktu lama untuk itu tidak akan langgeng tanpa upaya pemeliharaan yang terus-menerus.
Jika penyuluh sudah dapat diterima oleh petani, ia harus tebih berhati-hati lagi mempertahankan hubungan baik yang telah dicapai. Hal-hal kecil/sepele misalnya bertamu tanpa melepas sepatu/sandal, cara duduk, cara berbicara dan sebagainya harus mencerminkan sikap dan kepribadian yang luhur tidak jarang hal-hal kecil tersebut dapat merusak hubungan yang telah terjalin baik. Penyuluh pertanian penting memperhatikan: 1). Kepercayaan petani tidak dengan tiba-tiba saja dapat diperoleh, melainkan harus dipupuk/sedikit demi sedikit. 2). Kepercayaan yang telah diperoleh dengan usaha yang memerlukan waktu lama untuk itu tidak akan langgeng tanpa upaya pemeliharaan yang terus-menerus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diperlukan perlengkapan yang tepat dan efektif dalam menunjang
keberhasilan suatu penyuluhan pertanian, disamping dengan bantuan alat-alat,
penyuluh juga dapat mengambil kepercayaan petani dengan menggunakan etode
pendekatan yang baik, agar suatu penyuluhan dapat diadopsi oleh petani.
B. SARAN
Pemerintah
harus lebih memperhatikan keberlangsungan peran penyuluhan pertanian jika ingin
mewujudkan ketahanan pangan nasional, penyuluh-pun harus memperoleh edukasi
yang continue guna memperoleh kepercayaan petani sehingga mau mengadopsi yang
disuluhkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Johan.
2013. Bagaimana Melaksanakan Pendekatan
Perorangan dan Kepercayaan dalam
Kegiatan Penyuluhan Pertanian. http://subbidinfotek.blogspot.com.
Diakses pada 12 Juni 2013.
Mardikanto, Totok. 2008
. Sistem Penyuluhan Pertanian.
Surakarta: UNS PRESS.
Komentar
Posting Komentar