DATA
HASIL PENGAMATAN LAPANG DI DESA KARANGANYAR, KELURAHAN GADING, KECAMATAN TANON,
KABUPATEN SRAGEN
29 Maret 2013, Jum’at
Narasumber : Pak Suratmo
Narasumber : Pak Suratmo
Apa potensi dan permasalahan kesuburan
ditempat Anda berada dan apa yang dilakukan petani? Bagaimana menurut pendapat Anda?
Informasi Hasil Wawancara :
Dalam
500m2 lahan sawah yang digarap, selama proses awal tanam sampai
panen, petani memerlukan 2,5 – 3 kuintal
pupuk campur (terdiri dari pupuk urea, poska dan mess yang dicampur) pada saat
padi tumbuh, dan pupuk kandang yang seadanya dari kotoran ternak (pemberian
pupuk kandang hanya dengan cara pemberian kotoran tinja hewan ternak saja, tanpa
adanya proses pengolahan menjadi pupuk kompos terlebih dahulu), yang diberi
saat pengolahan lahan sebelum proses penanaman bibit padi. Adapun mereka juga
menggunakan jerami sisa padi untuk dijadikan pupuk (dicampur dalam bentuk
jerami mentah saja, dan ada juga yang
dibakar dahulu jeraminya, baru disebar dalam wujud abu sebagai pupuk), namun
bagi sebagian besar jerami digunakan untuk pakan ternak mereka. Untuk mengolah
lahan, mereka menggunakan cangkul, bajak, atau traktor, terdapat tanah yang
sudah digenangi air mudah untuk diolah, tapi yang kering sukar dicangkul. Dalam
satu hamparan petakan padi, distribusi air tidak merata karena hanya
mengandalkan pengairan dari sungai tadah hujan.
Dimana air berlimpah jika sedang musim hujan, pada saat ini petani
menanam komoditi padi, sedang pada musim kemarau mereka menanam jagung dan
kacang tanah. Dan mereka bisa menggunakan 2-3 kaleng (kira-kira dalam 1 kaleng
berisi 1 L) pestisida utuk tiap siklus pertanaman. Disini jarang sekali ada
penyuluhan, jadi pertanian mereka masih sangat konvensional. Tiap panen,
kira-kira menghasilkan padi sekitar 10-15 kuintal/500 m2.
Analisis Mahasiswa:
Berikut saya akan memaparkan
pendapat saya mengenai cara perlakuan petani di daerah Karanganyar terhadap lahan
sawah mereka, saya juga mencari beberapa literatur untuk mendukung pendapat
saya.
1. Potensi
Dari bentuk
dan karakteristik sifat tanah, dapat diketahui bahwa tanah yang ada di Desa
Karananyar adalah tanah vertisol, dimana prospek pemanfaatan vertisol relatif
lebih sesuai jika dimanfaatkan sebagai areal persawahan, hanya saja pembuatan
jaringan irigasi harus dibuat terlebih dahulu jika disekitarnya ada sumber air
atau sungai. Dengan mengatur drainase, irigasi dan pengelolaan tanah disertai
pemupukan bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah.. Vertisol juga memiliki beberapa sifat baik, antara lain
kapasitas kation, kejenuhan basa dan kapasitas menahan airnya yang tinggi serta
dapat menjadi tempat persemaian yang baik.
2. Permasalahan
Pengelolaan
tanahnya yang relatif cukup sulit dan berat, karena bersifat lekat dan liat
bila basah dan sangat keras dalam keadaan kering. Walaupun demikian tekstur
tanah sangat halus, dan derajat kerut yang nyata (bagi tanaman, pengerutan tanah dapat menghambat
pertumbuhan akar, bahkan memutuskannya). Tanah ini juga miskin unsur hara N
dan K, karena kedua unsur hara tersebut terjepit dalam interlayer.
3. Perbaikan
Dalam
pengolahan tanahnya yang relatif cukup sulit, maka harus diketahui keadaan
kelengasan tanah pada lapisan permukaan yang memungkinkan untuk dilakukan
pengolahan tanah, karena sifat fisik tanah vertisol yang jelas adalah
konsistensi yang keras, sehingga untuk mengolah tanah tidak dapat menggunakan
cangkul. Penggunaan traktor dan lain-lain peralatan mekanik memungkinkan untuk
melakukan persiapan lahan baik untuk pembibitan maupun penanaman. Tanah jenis vertisol mempunyai kesuburan yang cenderung rendah, maka solusinya adalah
memperbanyak bahan organik seperti kompos dan pupuk kandang, karena benda-benda
ini akan bersifat sebagai buffer/penyangga yang berfungsi mengurangi daya
mengembang atau mengkerut tanah
Cara pemupukan yang baik (bisa juga disesuaikan
dengan jenis tanah dan jenis varietas tanaman), adalah sebgai berikut:
- Jagung : setelah diolah, setiap hektar lahan diberi 5-10 ton pupuk kandang, 200-250 kg KCL, 500-1000 kg TSP, dan 200-250 kg urea. Namun, urea tidak boleh dicampur dengan TSP saat pemberian karena akan rusak tanah. Khusus urea, pemberiaannya dilakukan 3x, saat tanam, umur 30 hari, dan umur 45 hari masing-masing 1/3 dosis. TSP bisa diberikan sekaligus ataupun bertahap, sementara KCL bisa diberikan sekaligus. Kalau tanah cukup mengandung unsur Kalium maka pupuk KCL ditiadakan. Pemberian pupuk sebagai pupuk susulan dilakukan dengan cara ditugal di kiri-kanan tanaman berjarak 7 cm dari batang.
- Kacang tanah : bersamaan penanaman, pupuk yang dibututhkan berupa urea 20-5- kg/ha, TSP45-100kg/ha, dan KCL 60-150 kg/ha. Ketiga jenis pupuk dibenamkan pada 3 lubang sedalam 5-7 cm disekitar akar secara berselang-seling.
- Padi : Sehari sebelum tanam, sawah yang
airnya tidak begitu banyak ditebarkan
DAP 50kg/ha, setelah umur 21 hari, padi dipupuk dengan urea 90kg/ha pada
keadaaan sawah tidak terlalu banyak air (macak-macak). Pemberiannnya pun cukup
di tebarkan merata, lalu diinjak-injak agar terbenanm. Menjelang keluarnya
bunga (saat primordial atau umur 50-60 hari), tanaman di pupuk lagi dengan 90kg
urea.Lampiran Gambar
Gambar 1.1 Padi yang hendak dipanen
Gambar 1.2 aktivitas petani
Gambar 1.3 aktivitas petani
Gambar 1.4 kegiatan wawancara
Gambar 1.5 Penampakan tanah
Gambar 1.6 Padi yang disemai
Gambar 1.7 Alat penggiling padi
Gambar 1.8 Pengamatan sawah
Komentar
Posting Komentar