PANGAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA
I. Pengertian dan Latar Belakang
Pertumbuhan
populasi manusia di dunia sangat pesat, pertambahan penduduk ini akan
meningkatkan kebutuhan terhadap pemenuhan sumber pangan. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati dan air , baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman ( UU RI No. 7 th.1996
tentang Pangan ). Pangan juga dapat
diartikan juga sebagai segala bahan yang bila dimakan atau masuk ke dalam tubuh
akan membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga atau mengatur
semua proses dalam tubuh.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan
manusia, tuntutan pada alih fungsi lahan untuk pertanian akan semakin besar. Hal
ini disebabkan karena di Indonesia sekitar 90% sumber pangan berasal dari
tumbuhan, 3% berasal dari hewan darat dan sisanya 7% dari ikan. Pemenuhan
kebutuhan pangan menyebabkan alih fungsi lahan hutan, sebagai contoh: Data
olahan Greenomics Indonesia (2006-2008) menunjukkan, di Provinsi
Sumatera Utara ada sekitar 40 kasus perambahan hutan lindung untuk perkebunan
dan budi daya pertanian seluas 195 ribu hektar. Di Riau, sedikitnya 143 ribu
hektar hutan lindung dan konservasi telah berubah menjadi area perkebunan dan
budidaya pertanian lahan kering secara ilegal.
II. Kebutuhan Pangan Bagi Manusia
Kebutuhan
pangan bagi manusia, sebetulnya sukar ditentukan dan sangat tergantung
pemilihan bahan jumlah dan kondisinya. Tingkat efisiensi dalam tubuh sangat tergantung
komposisi, sistem pencernaan, ukuran tubuh, jenis pekerjaan, umur juga tingkat
kesehatan manusianya.
Pada umur,
misalnya: balita membutuhkan menu yang berkualitas tinggi dengan kuantitas yang
cukup, manusia usia efektif memerlukan menu berkualitas cukup dengan kuantitas
sesuai dengan pekerjaannya, manula kebutuhan menu disesuaikan kondisinya.
Berikut merupakan gambaran AKH (Anjuran Kebutuhan Harian) di berbagai negara
disajikan dalam tabel :
Tabel AKH di
Berbagai Negara
Negara
|
Jenis Kelamin
|
Berat badan
(kg)
|
Kalori
|
Protein (g)
|
Ca (g)
|
Fe (mg)
|
Vit.A
|
B1
|
C (mg)
|
Australia
|
Pria
|
70
|
2800
|
70
|
0,6
|
10
|
3500
|
1,1
|
30
|
|
Wanita
|
58
|
2000
|
58
|
0,6
|
12
|
3500
|
0,8
|
30
|
USA
|
Pria
|
70
|
2700
|
56
|
0,8
|
10
|
5000
|
1,4
|
45
|
|
Wanita
|
58
|
2000
|
46
|
0,8
|
18
|
4000
|
1,0
|
45
|
Inggris
|
Pria
|
65
|
3000
|
75
|
0,5
|
10
|
5000
|
1,2
|
30
|
|
Wanita
|
56
|
2200
|
55
|
0,5
|
12
|
5000
|
0,9
|
30
|
Kanada
|
Pria
|
72
|
2850
|
50
|
0,5
|
6
|
3700
|
0,9
|
30
|
Jepang
|
Pria
|
56
|
3000
|
70
|
0,6
|
10
|
2000
|
1,5
|
65
|
Jerman Barat
|
Pria
|
72
|
2550
|
72
|
0,8
|
10
|
5000
|
1,7
|
75
|
Filipina
|
Pria
|
53
|
2400
|
53
|
0,5
|
|
5000
|
1,2
|
70
|
Pangan
harus dapat mensuplai bahan bakar yang digunakan untuk tubuh. Kebutuhan
energinya tergantung pada kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan tugas
kerja yang dilakukan. Energi kimia potensial dalam pangan yang dinyatakan dalam kalori. Untuk sejumlah pangan, kalori
yang dapat digunakan tubuh tidak sebanyak yang ditunjukkan oleh kalorimeter,
karena sebagian pangan tidak tercerna sebagian mungkin disimpan dalam tubuh,
dan beberapa komponen (terutama protein) tidaklah dioksidasi secara sempurna
dalam tubuh.
Zat gizi
|
Kilo
kalori/gram
|
Kilo kalori
yang dipakai tubuh
|
Karbohidrat
|
4,1
|
4
|
Lemak
|
9,5
|
9
|
Protein
|
9,7
|
4
|
A. Gizi
Gizi merupakan zat atau senyawa yang terdapat dalam
pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta
turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Gizi
menunjuk pada proses-proses dimana benda-benda hidup mencerna dan mengasimilasi
pangan. Pertumbuhan yang baik, pemeliharaan dan fungsi tubuh tergantung pada
pemilihan jumlah dan kombinasi bahan-bahan pangan yang dikonsumsi. Bahan kimia
yang dibutuhkan manusia mencakup bahan anorganik (air dan unsur mineral
tertentu) dan bahan organik (asam amino, asam lemak, vitamin yang merupakan
faktor penyerta.
Beberapa
zat gizi yang perlu di konsumsi oleh manusia antara lain :
a.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang
tersusun atas unsur C, H, O. Karbohidrat merupakan unsur bagian terbesar dari
tanaman dan sumber energi utama dalam kebanyakan makanan kita. Gula merupakan
karbohidrat tunggal yang membentuk bahan lebih kompleks apabila tergabung
secara berantai. Berdasarkan ketercernaannya, pangan karbohidrat digolongkan kedalam
komponen serat klasar dan ekstrak bebas N.
Berdasarkan kecernaannya, karbohidrat
umumnya digolongkan ke dalam dua komponen : serat kasar (crude fiber) dan ekstrak bebas-N, yang terutama adalah gula dan
pati.
b.
Lemak
Lemak
adalah ester dari asam organik berantai panjang dan alkohol. Lemak merupakan
pangan yang berenergi tinggi daripada karbohidrat dan protein. Lemak berisi H,
C, O. Tetapi kandungan O sangat sedikit. Lemak tidak larut dalam air, dan perlu
dicerna agar dapat digunakan dalam tubuh. Pencernaan memisahkan lemak dengan
gliserolnya.
c.
Protein
Protein merupakan bahan pokok dari
kehidupan, merupakan bahan yang berlimpah dalam tubuh manusia. Protein
merupakan molekul kompleks yang tersusun dari asam-asam amino dengan
bermacam-macam kombinasi. Protein disebut bermutu tinggi bila mensuplai
keseimbangan asam asam amino esensial secara baik, dan keseimbangan ini diperlukan
dalam waktu bersamaan.
d. Vitamin
Vitamin
adalah senyawa-senyawa yang tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi diperlukan
untuk memelihara aktivitas berbagai proses metabolic atau integritas berbagai
selaput membran. Vitamin-vitamin digolongkan atas yang larut dalam lemak (A,D,E
dan K) da yang larut dalam air (B komplek dan C).
e. Mineral
Sembilan
puluh enam persen berat badan manusia terbentuk dari 4 unsur: O, C ,H dan N,
sisanya terdiri dari unsur-unsur esensial, yang dapat digolongkan pada unsur
makro (Ca, P, K, S, Na, Cl, dan Mg) dan unsur-unsur mikro atau jarang (Fe, Mn,
Cu, I dan mungkin ada yang lain lagi). Yang terbanyak dibutuhkan adalah Ca dan
P, terutama untuk anak-anak. Definisi unsur mikro jarang terjadi, yang sering
terjadi hanya pada Iod, yang berakibat pada penyakit gondok.
Kekurangan
pangan, dapat menimbulkan akibat yang sulit ditoleransi, terutama pada
anak-anak balita sehingga masalah pangan menjadi sangat penting dan menentukan tingkat
kesehatan (fisik, mental, sosial). Akibat kekurangan pangan
dapat menimbulkan :
a.
Kesehatan rendah
b. Tingkat
kesehatan rendah
c. Rentan
terhadap serangan penyakit
d. Menurunkan
kerja otak
e.
Kematian
Kekurangan
pangan di Indonesia muncul dalam bentuk:
Penyebabnya
adalah kekurangan pangan dan sekaligus kekurangan protein, dan kadang-kadang
dibarengi dengan adanya infeksi. KKP dapat digolongkan menjadi KKP tingkat
ringan dan KKP tingkat berat, yaitu kwashiorkor dan marasmus gizi. Dampak nyata
dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan, aktifitas dan kemampuan belajar.
b. Kekurangan vitamin A
Kekurangan
vitamin A dapat menyebabkan Xerophtalmia, yang berakhir pada kebutaan. Bisa
disebabkan karena faktor kebiasaan makan (food
habit) dan pola konsumsi (food
paterns).
c.
Gondok endemik dan kretinin
Gondokendemik
disebabkan kurangnya konsumsi yodium, di Indonesia gondok enemik banyak
ditemukan pada penduduk daerah pegunungan, atau penduduk yang menu pokoknya ubi
kayu, karena ternyata ubi kayu mengganggu absorbsi yodium.
d.
Anemia gizi (kekurangan zat besi).
Anemia
zat besi dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh, di Indonesia anemia
zst besi banyak diderita oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak pra
sekolah.
III. Proses
Penyimpanan dan Proses Pangan
1. Proses Persiapan Penyimpanan
Pada proses produksi yang perlu diperhatikan untuk menjaga keamanan makanan
adalah proses persiapan, pada proses persiapan merupakan tahap awal atau titik
awal dari proses untuk mendapatkan makanan jadi, untuk itu pada tahap ini perlu
sekali dilakukan pengamanan bahan makanan. Pengamanan makanan meliputi
pengamanan untuk mempertahankan zat gizi pada makanan dan pengamanan makanan
terhadap bahaya patogen, menurut Karen Eich Drummond, 1996 ada beberapa tips
untuk mempertahankan zat gizi pada makanan yaitu :
a. Pilihlah bahan makanan yang segar dengan kualitas
yang bagus.
b. Untuk sayuran dan buah
pilihlah yang bermutu dilihat dari warna, ukuran dan tekstur.
c. Simpan buah dan sayur
pada almari pendingin ( kecuali pisang hijau, kentang, dan jamur) untuk
menghambat enzim yang bisa membuat buah dan sayuran kehilangan zat gizi. Enzim
sangat aktif pada suhu yang hangat.
d. Jangan menyimpan bahan
makanan terlalu lama karena menyebabakan kehilangan zat gizi. Simpan makanan
kaleng pada suhu rendah.
e. Ketika menyimpan
makanan tutup rapat untuk menurunkan kontak langsung dengan udara.
f. Cuci sayuran secara cepat dan jangan merendam
sayur dalam air.
g. Saat memasak kentang atau sayuran jangan kupas kulitnya karena
sebagian zat gizi akan hilang ketika pengupasan dan pemotongan sayuran. Pada
waktu perebusan sayuran dengan menggunakan air yang banyak dan waktu yang lama
akan banyak menghilangkan kandungan zat gizinya.
h. Suhu penggorengan bisa merusak vitamin pada
sayuran.
i. Jangan pernah
menggunakan baking soda untuk memperbaiki rupa sayuran karena membuat zat gizi
pada sayuran hilang.
j. Gunakan kaldu sayuran dan daging untuk
pembuatan sop.
k. Persiapan makanan dengan serba tertutup sampai
penyajian.
l. Jangan memakai gelas
tanpa corak karena cahaya bisa merusak ribovlafin yang terkandung didalamnya.
Faktor yang bisa merusak vitamin dan sering merusak warna, aroma dan tekstur
makanan.
m. Kupas kulit pada
buah-buahan seminim mungkin karena jika seluruh kulit dikupas banyak vitamin
dan mineral yang hilang bersama kulit buah, karena vitamin dan mineral banyak
tersimpan dibawah kulit buah-buahan.
n. Mengukus adalah cara
pengolahan yang bagus untuk memperhatikan zat gizi.
2. Proses Pengolahan Untuk Penyimpanan
Pada proses pengolahan hal yang
penting yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang
adalah penjamah makanan, cara pengolahan makanan, dan tempat pengolahan
makanan. Penyimpanan Makanan Jadi Setelah proses pengolahan selesai sebelum
makanan siap dikonsumsi maka disimpan pada tempat tersendiri untuk menghindari
terjadinya pencemaran. Menurut Kep. Menkes No.715/Menkes/SK/V/2003 tentang
persyaratan hygiene sanitasi penyimpanan makanan terolah adalah:
a. Penyimpanan makanan terolah sebaiknya tertutup dan disimpan
pada suhu ±10ºC.
b. Penyimpanan makanan jadi:
- Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan.
- Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas
65,5ºC atau lebih atau disimpan dalam suhu dingin 4ºC. Makanan cepat busuk
untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu -5ºC
sampai -1ºC.
3. Penyimpanan Makanan
Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu,
dimana terdapat titik-titik rawan perkembangan bakteri pathogen
(pembusukan) pada suhu yang sesuai dengan kondisinya. Namun demikian di dalam
perkembangan bakteri tersebut masih pula ditentukan oleh jenis makanan yang
sesuai dengan kata lain jenis makan yang cocok sebagai media pertumbuhannya.
Oleh karena itu mutlak diperlukan suatu metode penyimpanan makanan yang harus mempertimbangkan
kesesuaian antara suhu penyimpanan dengan jenis makanan yang akan disimpan.
Prinsip dari teknik penyimpanan makanan terutama ditujukan kepada: mencegah pertumbuhan dan
perkembangan bakteri latent, serta mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan adalah:
a. Makanan yang disimpan
diberi tutup terutama makanan kaleng, yang telah dibuka atau hasil olahan dari
dapur (cooking food).
b. Lantai/meja yang
digunakan untuk menyimpan makanan sebelumnya harus dibersihkan.
c. Makanan tidak boleh
disimpan dekat dengan saluran air limbah (selokan).
d. Makanan yang disajikan
sebelum diolah (timun, tomat) harus dicuci dengan air hangat lebih dahulu.
e. Makanan yang dipak
dengan karton jangan disimpan dekat air atau tempat yang basah.
Penyimpanan Dingin (Refrigerated Storage) dalam pendinginan
makanan, kemungkinan pertambahan bakteri tidak terjadi. Makanan yang dingin
harus disimpan pada alat pendingin pada suhu 0ºF (-17,8°C)
Pada suhu antara 0-7,2ºC kadang-kadang bakteri pembusukan bakteri psikopilik dapat bertambah. Meskipun bakteri-bakteri tersebut tidak pathogen namun dapat mengurangi kualitas.
Pada suhu antara 0-7,2ºC kadang-kadang bakteri pembusukan bakteri psikopilik dapat bertambah. Meskipun bakteri-bakteri tersebut tidak pathogen namun dapat mengurangi kualitas.
IV. Permasalahan Pangan di Indonesia
Urusan
makanan memang bukan sekedar masalah perut. Meskipun ada yang mengatakan makan
bukan untuk sekedar hidup tetapi urusan makanan tetap tak dapat dipandang
sebelah mata.
Tengok
saja bencana kelaparan di negeri kita seolah menguatkan ungkapan: ayam yang
mati di lumbung padi. Situasi ironis yang membuat miris, apalagi kalau menengok
di daerah timur Indonesia seperti di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara
Barat, masyarakat mengalami kekurangan pangan karena lahan yang kurang bagus
untuk bercocok tanam.
Masalah
pelik yang dihadapi negara yang sedang mengalami transisi dari negara agraris
menuju negara industrial ini adalah lahan yang kian hari kian menurun karena
meningaktnya jumlah penduduk yang tidak di imbangi dengan laju produksi
pertanian yang ada. Jumlah penduduk yang terus membludak juga menambah panjang
daftar masalah pangan di Indonesia. Dan isu pemanasan global yang semakin kita
rasakan juga sangat berpengaruh terhadap masalah pangan di Indonesia yang juga
memiliki lahan hutan yang cukup luas.
1. Lahan
Kekurangan
lahan pertanian bukanlah cerita baru di Indonesia, makin meningkatnya populasi
manusia yang susah terkendali membuat Indonesia menjadi daerah yang rawan
akan kekurangan pangan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim dari
dinas pertanian, daerah Indonesia bagian timur merupakan daerah yang paling
rawan mengalami kekurangan pangan karena memiliki lahan yang kurang bagus untuk
pengolahan lahan pertanian. Apalagi apabila sesudah memasuki musim kering,
tidak dapat dipungkiri salah satu daerah Indonesia itu akan mengalami
kekurangan makanan.
Berdasarkan
data yang diperoleh luas lahan pertanian selama empat tahun terahir mengalami
kekurangan yang cukup segnifikan terutama pada lahan persawahan. Trend
masyarakat pertanian yang sedang mengalami perubahan dari menggarap sawah
beralih untuk menggarap perkebunan yang menurut pemikiran meraka lebih
menguntungkan dari pada mengarap sawah.
Tabel penurunan luas lahan pertanian
di indonesia dalam satuan hektar :
No
|
Jenis Lahan
|
Tahun
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
||
1
|
Sawah
|
8.484.687
|
8.346.008
|
8.290.044
|
2
|
Pekarangan
|
5.155.422
|
4.712.375
|
4.311.122
|
3
|
Tegal / Kebun
|
8.244.882
|
8.887.100
|
9.876.132
|
4
|
Ladang
|
3.123.625
|
3.000.342
|
2.898.213
|
5
|
Rawa-rawa
|
3.883.019
|
3.234.087
|
3.234.987
|
6
|
Lahan kosong
|
9.967.938
|
9.876.765
|
7.567.122
|
7
|
Perkebunan Negara
|
13.835.746
|
13.921.785
|
14.001.234
|
Total
|
35.091.381
|
34.456.678
|
23.231.555
|
2. Kekeringan
Masih
tradisionalnya pertanian di indonesia yang hanya memanfaatkan alam untuk
bertani juga berpengaruh dalam masalah pangan di indonesia. Apabila mau
merombak sistem irigasi pertanian yang sudah ada juga akan mengeluarjan biaya
yang sangat banyak, namun biaya yang banyak itu juga akan terbayar apabila
program pembuatan irigasi berjalan sesuai dengan rencana.
3. Jumlah
penduduk masih meningkat
4. Masih ada
alih fungsi tanah produktif di Jawa
5. Rusaknya
keseimbangan hayati
6. Makin
menyempitnya areal hutan terutama di Jawa.
7. Distribusi
yang kurang memadai
8. Kemiskinan dan lapangan kerja yang
kurang
9. Keterbelakangan dan kurangnya
pendidikan
10. Masalah politik pemerintah
V.
Kebijakan-kebijakan dalam pangan
Mengatasi
masalah pangan ini tidak harus merubah program-program yang telah ada. Dengan
adanya pengoptimalan program dipandang lebih bijak dari pada menghabiskan
banyak uang untuk program baru. Perlu ditinjau lagi siapakah yang menjadi objek
masalah pangan yang akan dilakukan, karena permasalahan yang berbeda pasti
sasaran intervensinya berbeda pula sehingga lebih meningkatkan keefektivan.
Permasalahan
pangan di Indonesia tentu dapat diselesaikan dengan pengorganisasian kebijakan
pemerintah pusat dan daerah yang baik. Untuk mencapai status perbaikan pangan
nasional peran pemerintah saja tidak cukup, karena proses pengawasan dan
pendanaan yang setingkat nasional tidaklah mudah. Disini peran daerah
diperlukan untuk dapat melaksanakan maupun menginovasikan program pangan karena
dinilai lebih mengetahui karakteristik daerah yang dikelolanya.
Kebijakan
lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan ketersediaan pangan adalah
diversifikasi dan alternatif pangan. Ketersediaan pangan dibutuhkan apabila
ingin status gizi masyarakat lebih baik. Kebijakan monokultur beras adalah
jalan yang tidak tepat untuk mengatasi kekurangan pangan di negara kita.
Walaupun teknologi perberasan Indonesia sudah yang paling produktif dan
terefisien di Asia Tenggara. Namun karena 62 % penduduk sekarang bergantung
hanya pada padi-padian, sehingga menjadi kekurangan pangan. Diversifikasi dan
alternafif pangan dapat mengembangkan gandum, jagung, ubi serta umbi-umbian
yang setara beras untuk dapat dimanfaatkan mengingat suplai kita telah ada.
Diversifikasi ini juga dapat meringankan penduduk yang miskin.
Karena pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan
pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik
pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan
memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk
yang besar dan di sisi lain memiliki sumber daya alam dan sumber Pangan yang
beragam, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan Pangannya secara berdaulat dan
mandiri. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang
memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai
dengan potensi sumber daya lokal. Sedang, kemandirian Pangan adalah kemampuan
negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam
negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di
tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,
sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
Untuk mewujudkan Ketersediaan Pangan melalui Produksi Pangan
dalam negeri dilakukan dengan (tertuang dalam UU no.18 pasal 5 tahun 2012):
a.
mengembangkan Produksi Pangan yang bertumpu pada sumber daya, kelembagaan, dan
budaya lokal
b. mengembangkan
efisiensi sistem usaha Pangan
c.
mengembangkan sarana, prasarana, dan teknologi untuk produksi, penanganan
pascapanen, pengolahan, dan penyimpanan Pangan
d. membangun,
merehabilitasi, dan mengembangkan prasarana Produksi Pangan; e. mempertahankan
dan mengembangkan lahan produktif
f. membangun kawasan
sentra Produksi Pangan.
Adapun dalam UU no.18 pasal 18 tahun 2012,
Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kebutuhan pangan berkewajiban:
a.
mengatur, mengembangkan, dan mengalokasikan lahan pertanian dan sumber daya air
b. memberikan
penyuluhan dan pendampingan
c. menghilangkan
berbagai kebijakan yang berdampak pada penurunan daya saing; d. melakukan
pengalokasian anggaran.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
|
DAFTAR PUSTAKA
Buckle. K. A., dkk. 1985.
Ilmu Pangan.. UI-Press : Depok
Handajani, Sri. 1994.
Pangan dan Gizi.. UNS-Press :
Surakarta
Hida,
Taura. 2011. Energi kebutuhan pangan dan lingkungan. http://green.kompasiana.com.
Diakses 7 Maret 2013
Syaiful,
Anwar. 2012. Pangan dan Kebutuhan Manusia. http://semutuyet.blogspot.com. Diakses pada 7 Maret
2013.
Suhardjo. 2003. Perencanaan
Pangan dan Gizi. Bumi Aksara : Jakarta
Komentar
Posting Komentar